Minggu, 22 Januari 2017

Lima Tahun Vakum, Wayang Potehi Kembali Ditampilkan

Setelah lima tahun vakum, wayang Potehi kembali ditampilkan di Klenteng Eng An Kiong dalam menyambut perayaan Imlek. (Dicky Bisinglasi/Malang Post)

MALANG - Wayang Potehi yang sudah jarang ditampilkan, Minggu (22/1) kemarin, ditampilkan di Klenteng Eng An Kiong Kota Malang. Terakhir, wayang bernuansa tradisi Tiongkok itu ditampilkan lima tahun lalu. Tampilan wayang Potehi kemarin, mengobati rasa kangen para pecinta wayang Potehi itu.
"Sepertinya sudah lama sekali tidak pernah melihat wayang dengan tradisi budaya Tionghoa ini. Saya sampai lupa, senang bisa melihat kembali wayang dengan latar kisah raja di dinasti Tiongkok zaman dulu," ungkap Candra Kurniawan, salah seorang warga yang menonton pertunjukkan wayang Potehi.
Hal yang sama juga dilontarkan, Iwan Andika, warga yang tidak sengaja datang ke Klenteng dan akhirnya memutuskan untuk menonton "wayangnya orang Tionghoa" tersebut.
"Selama di Malang tidak pernah nonton wayang ini. Karena baru kali pertama, saya jadi antusias nonton, walaupun ceritanya belum mengerti," tutur pria berkacamata ini saat ditemui di kawasan kursi penonton.

Wayang Potehi yang dipertunjukkan di Klenteng Eng An Kiong ini merupakan pertunjukkan wayang khas warga Tiongkok yang perdana sejak dipertontonkan pada 2011 yang lalu.
Humas Klenteng Eng An Kiong, Bunsu Anton Triyono menjelaskan, pihaknya ingin menunjukkan kembali bahwa wayang Potehi masih bisa dinikmati warga saat ini. Wayang Potehi akan ditampilkan sampai seminggu kedepan.
"Wayang Potehi memang membutuhkan biaya mahal untuk sekali pertunjukkan. Kendala yang dialami seperti itu, tapi beruntung dengan kepedulian banyak pihak, pertunjukkan ini bisa kami tampilkan tahun ini," tutur Bunsu.
Dijelaskannya, lakon-lakon yang dimainkan dalam wayang Potehi berkisar antara kisah raja-raja pada zaman Tiongkok dahulu. Mulai dari kisah perjuangan, konflik antar dinasti sampai kisah-kisah percintaan yang ikonik. Pertunjukkan wayang Potehi akan dimainkan dua kali dalam sehari. Pertama dari jam 15.30 WIB sampai 17.00 WIB, yang kedua akan ditampilkan pukul 18.00 sampai 20.00 WIB.
"Akan kami pertujukkan sampai hari raya Imlek nanti. Harapannya agar warga Klenteng dapat menemukan kembali jati diri mereka dengan melihat budayanya sendiri yang selama ini tenggelam," tandas Bunsu. (ica/aim)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search