PERANG menjadi momok menakutkan bagi siapapun, tak terkecuali bagi bek Liverpool, Dejan Lovren. Sempat terperangkap dalam situasi perang, Lovren dan keluarganya mencoba keluar dari Serbia.
"Melihat dan merasakan langsung situasi peperangan, maka saya dan keluarga harus berjuang untuk bebas dari perang. Setiap orang di negara saya ingin keluar mencari bantuan," ungkapnya, seperti dilaporkan The Telegraph, Rabu (9/2/2017).
Lovren masih ingat pengalaman yang mengerikan baginya itu. Lovren dan ibunya sempat berlindung di ruang bawah tanah (bunker) untuk terhindar dari serangan bom.
Perang tersebut terjadi pada 1991, di mana Serbia dan Bosnia Herzegovina masih tergabung dalam Yugoslavia. Seketika kebahagiaan keluarga Lovren dan orang-orang di desanya hancur karena Perang Balkan.
"Kraljeva Sutjeska adalah kota keluarga, terdapat 12 ribu orang di desa kecil ini. Sebelum perang terjadi, kami hidup damai," tuturnya.
Lovren dan keluarganya dapat keluar dari Serbia menuju Jerman setelah 17 jam perjalanan. Hal ini Lovren lakukan untuk mencari kehidupan yang lebih baik sebelum situasi mereda di Yugoslavia.
Usai perang, Lovren dan keluarga kembali ke Serbia. Lovren memulai karier profesional bersama Dinamo Zagreb sejak 2006 hingga 2010. Pria berusia 27 tahun itu lanjutkan kariernya di Prancis dan bergabung dengan Lyon selama tiga tahun.
Pada 2013, Lovren hijrah ke Inggris dan membela Southampton semusim, sebelum Liverpool membelinya dengan transfer senilai 21,5 juta euro atau sekira Rp 305 miliar. Bersama The Reds -julukan Liverpool- Lovren telah mencetak empat gol dalam 100 laga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar