JAKARTA, KOMPAS.com - Apa yang dilakukan pria paruh baya berinisial AA (67) ini mungkin tak terpikir banyak orang.
Meskipun hidup dengan pendapatan pas-pasan sebagai pemulung, AA rela memberi makan 47 ekor kucing liar.
Semua itu ia lakukan karena memang menyayangi binatang, khususnya kucing. Kegiatan memberi makan kucing itu ia lakukan di kolong jembatan di Jakarta.
Gampang-gampang susah menemui AA saat memberi makan kucing-kucing liar tersebut.
Kolong jembatan itu hanya bisa diakses lewat sebuah lubang sempit yang masuknya mesti agak merayap.
Bisa juga berjalan normal melalui pinggir kali. Saat ditemui Kompas.com, Senin (6/3/2017), AA sedang bercengkrama dengan puluhan ekor kucing liar.
Siang tadi, AA sedang tidak pergi memulung karena hujan. AA mulai menceritakan pengalamannya memberi makan kucing. Dia mengaku suka kucing sejak kecil.
Menurut AA, kucing merupakan hewan yang kurang beruntung, khususnya yang hidup liar berdampingan dengan manusia. Sebab, dia melihat kucing kerap diusik dengan kasar.
Sampai pada enam tahun lalu, AA menemukan seekor kucing dalam kondisi terluka parah pada matanya.
Karena tak tega, AA membawa kucing tersebut berobat ke dokter hewan di sebuah petshop.
"Sebetulnya dulu saya belum pelihara, tetapi saya lihat kucing yang matanya keluar itu saya tangkap, saya bawa berobat ke dokter di petshop, lalu dioperasi, akhirnya sembuh," kata AA.
Sejak itu, AA yang mengaku mengontrak rumah tak jauh dari kolong jembatan itu mulai memberi makan kucing-kucing.
Kebanyakan kucing liar itu AA dapatkan di dekat jembatan. Menurut dia, kadang orang membuang anak kucing di rerumputan dekat jembatan.
Saat menemukannya, AA lalu mengambil kucing tersebut untuk diberi makan. "Buang di rumput-rumput kayak begitu mana tega sih. Bukannya apa-apa. Kalau mau buang itu ke induknya," ujar AA.
Dari penghasilannya memulung barang bekas sehari-hari Rp 50.000 sampai Rp 100.000, AA menyisihkan Rp 20.000 untuk membeli ikan tongkol cue dan dua liter beras untuk memberi makan puluhan kucing itu.
"Itu untuk dua kali makan, pagi sama sore," ujar AA.
Ia juga memelihara seekor anjing yang hidup berdampingan dengan para kucing itu. Terlihat kucing dan anjing peliharaannya itu sudah jinak.
AA lantas bersiul sambil memanggil seekor kucing bernama "Asem". Kucing itu langsung keluar dari dalam sebuah kardus dan menghampiri AA.
Ia kemudian menunjukkan bahwa kucing ini baru sembuh setelah dibawanya berobat karena terluka di bagian mata.
Tak peduli biaya
AA mengaku tak memikirkan soal urusan biaya memberi makan kucing-kucing tersebut. Baginya, rezeki biasa datang dari mana saja.
Bahkan, ia tak pusing kalau tak punya uang karena bisa merasa terhibur bersama kucing-kucing itu.
"Yang orang senang bukan cuma harta melimpah lho. Kamu punya harta melimpah belum tentu senang. Saya pelihara kucing begini tidur nyenyak. Walaupun saya enggak punya duit," ujar pria asal Semarang tersebut.
AA juga mengaku tak khawatir kalau terjangkit penyakit dari kucing-kucing tersebut. "Alhamdulillah karena doanya memelihara banyak kucing, saya diberi Tuhan kesehatan," ujar AA.
Terkadang, kucing-kucing yang ia beri makan itu mencuri ikan milik warga yang tinggal di sekitar jembatan. AA pun dikomplain warga jika hal itu terjadi.
Kalau sudah begitu, AA mengaku meminta maaf sambil memberikan ganti uang. AA juga mesti mengurus kucing-kucing itu apabila banjir datang.
Sebab, kolong jembatan tempat dia memelihara kucing itu kerap banjir karena dekat sungai. AA biasanya membawa kucing-kucing itu ke tempat yang lebih tinggi.
Memelihara banyak kucing itu, lanjut AA, memang lebih banyak "duka". Namun, AA sudah terlanjur menjadi penyayang binatang ini.
AA yakin bahwa kucing merupakan salah satu hewan yang patut disayangi. Apalagi, dalam keyakinan agama, kata dia, kucing merupakan hewan peliharaan Nabi.
Bapak lima anak itu mengatakan, jika suatu saat dia pulang ke kampung halaman, ia akan membawa semua kucing peliharaannya itu ke Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar