Sekali lagi kita semua disadarkan, bahwa urusan jodoh telah diatur oleh Tuhan bagi setiap insan. Jika Tuhan sudah berkehendak, maka itulah yang akan terjadi. Seperti kisah cinta satu ini, kisah Vera Nanda dan Park Jun.
Kisah Nanda dan Jun mungkin tak akan banyak orang percayai, bagaimana bisa seorang perempuan asal Indonesia yang selalu diremehkan karena masalah berat badan bisa menikah dengan pria tampan asal Korea Selatan.
Untuk kamu-kamu pencinta drama atau reality show asal negeri gingseng itu mungkin sudah hapal betul bagaimana perawakan seorang pria asal Korea Selatan. Tak sedikit kaum perempuan Indonesia yang menggandrungi artis-artis Korea Selatan. Bahkan di antara mereka sampai bermimpi bisa memiliki pasangan pria Korea.
Namun, kisah Nanda dan Jun bukan hanya sekadar 'karena aku ngefans kamu terus aku suka sama kamu dan ingin jadi pasangan kamu'.. Lebih dari itu, kisah Vera dan Jun telah membuktikan bahwa cinta sejati menerima semua kelebihan serta kekurangan sang pasangan.
Nanda yang lahir di Jakarta 29 tahun silam ini pertama kali bertemu Jun pada akhir September 2016. Pertemuan Nanda dan Jun itu didasari dari keputusan Nanda untuk pergi ke Korea Selatan dalam rangka belajar bahasa Korea di Seoul National University pada 2015 silam.
Alih-alih mengidolakan artis-artis K-POP (Korean Pop) seperti kebanyakan kaum perempuan lainnya, Nanda ternyata tidak terlalu menyukainya. Ia juga tidak banyak mengenal artis-artis K-POP tersebut. Namun Nanda lebih tertarik dengan program variety show Korea Selatan semacam "Running Man".
"Dulu sempat suka sih sama artis-artis Korea tapi ya cuman suka dan enggak kepikiran nikah sama orang Korea karena awal niatnya belajar bahasa Korea karena emang suka. Tapi kalau variety show sih suka kaya running man gitu," tutur Nanda saat dihubungi kumparan lewat pesan singkat, Selasa (18/4).
Siapa sangka niat belajar Nanda di Korea Selatan malah menuntunnya menemukan pasangan hidup. Pada akhir September 2016 Nanda pertama kali bertemu dengan Jun kemudian menjalin pertemanan. Rasa cinta kemudian muncul di antara keduanya, mereka resmi berpacaran di bulan November 2016.
Tak perlu waktu lama bagi Nanda dan Jun untuk meresmikan hubungan mereka ke jenjang lebih serius, usai menjalin hubungan pacaran selama tiga bulan. Tanpa diduga, Jun melamar Nanda untuk menjadi istrinya.
"Dibilang cepet juga sih prosesnya padahal di awal nggak ada kepikiran nikah sama dia karena beda agam juga kan," kata Nanda.
Namun Jun ternyata tidak main-main dengan pilihannya. Jun mulai memberanikan diri untuk berbicara dengan ayah Nanda dan menyatakan keseriusannya dan membicarakan rencana selanjutnya.
"Dia mulai berani ngobrol sama papa dan dia bilang mau serius. Di situ dia bilang kalau Februari mau ke Jakarta buat memperkenalkan diri sekalian ngelamar secara adat Indonesia," katanya.
Gayung pun bersambut, niat Jun diterima dengan senang hati oleh keluarga Nanda dan merasa tidak masalah dengan keseriusan Jun yang berprofesi sebagai Graphic Designer ini. Keluarga Nanda tidak menentang asalkan ia mau masuk agama Islam. Jun benar-benar mengamini apa yang disyaratkan keluarga Nanda padanya, ia memutuskan belajar agama Islam sebelum masuk Islam.
"Setelah itu akhirnya diputuskan lah dia belajar Islam sebelum masuk Islam. Kita seminggu sekali belajar agama Islam. Dan seiring waktu akhirnya diputusin nikahnya Februari aja ga usah kelamaan," tuturnya.
Persiapan pernikahan mereka menemui banyak halangan karena Nanda yang masih belajar di Korea tak bisa mengurus segala keperluannya di indonesia.
"Halangan banyak karena pada saat itu saya masih sekolah, jadi nggak bisa urus semua dokumen sendiri di Jakarta, mulai dari baju, undangan semuanya saya nggak bisa urus sendiri. Karena saya harus stay di Korea belum bisa pulang jadinya kakak dan teman-temannya yang urus. Untuk baju pengantin sendiri kami video call sama designer-nya, ngukurnya juga ngukur sendiri. Karna kalo sewa "sorry no size" ha-ha-ha-ha,"kata Nanda.
Setelah semua dokumen siap dan urusan di Korea bisa ditinggalkan, Nanda memutuskan untuk pulang ke Jakarta. Disinilah, sekali lagi Jun menunjukan sikafnya yang membuat hati para perempuan luluh. Jun melamar Nanda tepat beberapa hari sebelum kepulangannya ke Jakarta.
"Beberapa hari sebelum pulang ke Jakarta Jun melamar, ha-ha-ha-ha, ngajak nikah. Padahal dokumen udah disiapin baru dilamar. Selang satu bulan saya pulang ke Jakarta, dia menyusul saya untuk persiapan semaunya kaya fitting baju, lapor ke kedutaan Korea, dan lain-lain. Empat hari berselang keluarga dan teman-temannya datang ke Jakarta untuk melamar secara resmi ke keluarga saya," tutur Nanda.
Setelah semua persiapan dan rangkaian acara lamaran dirampungkan. Pada 27 Februari 2017 silam, Nanda dan Jun resmi menjadi pasangan suami istri. Bahkan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono pun ikut hadir sebagai saksi.
Perbedaan negara, budaya menjadi hal yang sering kali menjadi bahan perdebatan antara Nanda dan Jun. Namun demikian, mereka nyatanya dengan senang hati menerima segalal perbedaan itu.
"Kalo perbedaan yaaa banyaak hahaha semua keliatan pas udah nikah karna udah tinggal bareng kan. Dia super teliti, miisalnya kalau belanja furniture kalo saya ya udahlah yaaa, agak bentrok-bentrok dikit ga apa lah, kalo dia nggak, satu-satu diperhatiin warna, ukurannya cocok enggak kalo dipaduin sama warna ini? Daan laamaaa kalo milih furniture," ujar Nanda.
Dalam wawancaranya bersama kami, Nanda pun menceritakan bagaimana reaksi dan komentar-komentar para netizen kala ceritanya menjadi viral di media sosial. Tak jarang banyak orang yang beranggapan bahwa kisahnya ini hanyalah settingan seperti yang selama ini disaksikan oleh mereka yang menggilai drama.
"Soal komentar netizen sih saya nggak banyak komentar he-he-he, Karena saya bukan orang terkenal juga, jadi enggak banyak yang komentar tapi ada beberapa yang positif ada beberapa yang negatif, kaya di IG kan ada yang bilangan settingan ada yang nge-bully saya, dan yaudah lah bebas sih mau gimana mikirnya," katanya.
Lebih lanjut Nanda menjelaskan alasannya menerima lamaran Jun dan memutuskan untuk cepat-cepat menikah adalah karena diri Jun sendiri yang ia yakini sebagai pasangan hidupnya.
"Kenapa mau nikah buru-buru? Jawabnya, Jun, karena saya percaya saya sudah yakin, dan segala yang baik kenapa harus ditunda-tunda dan memang saatnya saya menikah," pungkasnya.
Sekali lagi, kisah Nanda bukanlah sebuah fatamorgana atau hanya sebatas kebanggaan karena berhasil memiliki yang banyak orang inginkan. Nanda dan Jun menunjukkan bahwa cinta bisa mengalahkan beda. Namun Nanda berpesan untuk kamu yang berpikir bahwa menikah dan hidup dengan orang Korea akan seindah jalan cerita drama Korea.
"Oh ya menikah sama orang Korea dan hidup di korea secara riil jangan dipikir sama kaya di drama Korea, semua drama settingan kan, tidak seindah seperti drama Korea, harus bisa pekerjaan rumah termasuk buang sampah jangan lupa dipisahin karena di sini kita nggak bisa buang sampah asal sembarang buang," tutup Nanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar