Kamis, 25 Mei 2017

Kisah Dekap untuk Cucu di tengah Panik Kampung Melayu

Jakarta, CNN Indonesia -- Dua aksi bom bunuh diri terjadi di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, semalam. Ledakan itu membuat dua orang pelaku peledakan tewas seketika sekaligus merenggut tiga personel Kepolisian yang berada di sekitar lokasi.

Selain memakan korban, peristiwa ledakan itu juga membuat panik sejumlah warga yang biasa beraktivitas di sekitar terminal Kampung Melayu. Warga sekitar merasa kejadian tersebut membuat suasana lokasi yang biasanya ramai itu menjadi mencekam.

Erni (53), pedagang asongan yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi ledakan mengaku sangat panik karena ledakan itu. Alasannya, kala itu ia tengah membawa cucu pertamanya yang baru berusia sembilan bulan ke tempatnya biasa berdagang.

Saat itu, ia mendengar dua ledakan hebat diiringi dengan kepulan asap. Namun, dia  sempat mengira ledakan pertama berasal dari ban bus TransJakarta yang meletus.

Ledakan kedua yang terjadi selang lima menit, dengan daya ledak lebih besar dari ledakan pertama, membuat dirinya meyakini ada hal lain.

"Saya kira ledakan pertama itu adalah ban pecah. Tapi saat ada ledakan kedua dan suaranya keras, saya langsung panik untuk menyelamatkan cucu saya," ujar Erni kepada CNNIndonesia.com di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Kamis (25/5).

Kisah Dekap untuk Cucu di tengah Panik Kampung MelayuErni berada sekitar 300 meter dari lokasi saat ledakan terjadi. (CNN Indonesia/Joko Panji Sasongko)
Saat ledakan kedua itu, Erni langsung menggendong cucunya sambil berlari menjauh dari lokasi bersama dengan sejumlah warga yang panik saat itu. Ia berkata, cucunya terus ia dekap hingga suasana mereda dan personel Kepolisian tiba di lokasi. Sementara itu, suami Erni, Maruli Pardamean (54) menyebut peristiwa itu berlangsung begitu cepat. Ia berkata, dua ledakan yang terjadi di depan toilet umum Terminal Kampung Melayu itu membuat sejumlah Mikrolet yang terparkir di dekat lokasi mengalami kerusakan.

Tak hanya itu, sejumlah potongan tubuh bahkan tersebar di beberapa titik, yakni di dekat dan di dalam Halte Bus TransJakarta yang bersebrangan dengan Terminal Kampung Melayu.

"Ledakannya besar sekali sampai tanah bergetar. Mikrolet dan kaca halte Busway juga sampai hancur," ujar Maruli kepada CNNIndonesia.com.

Padahal, sebelum kejadian, ia berkata, suasana terminal berjalan seperti biasa. Banyak orang ilir mudik turun dan berganti kendaraan umum untuk menuju berbagai lokasi. Selain itu, sebelum kejadian juga sempat ada iring-iringan sekelompok remaja melintas di depan terminal sambil membawa obor untuk memperingati bulan Ramadhan.

Sama halnya dengan sang istri, Maruli mengaku, ledakan tersebut membuatnya tertuju kepada keselamatan sang cucu. Saat itu, ia memerintahkan Erni membawa cucunya menyelamatkan diri karena khawatir akan terjadi hal yang lebih parah.

"Saya suruh istri saya untuk menjauh dari lokasi. Sementara saya tetap berada di lokasi menjaga dagangan," ujarnya.

Lebih dari itu, Maruli mengklaim, tak habis pikir mengapa aksi terorisme dilakukan di terminal Kampung Melayu. Dia menyesalkan peristiwa itu terutama karena banyak orang tak bersalah yang menjadi korban dari aksi tersebut.

(aal)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search