Rabu, 17 Mei 2017

Kisah Jamil, Pengemudi Grabbike yang Koma Setelah Ditabrak Angkot

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Tanggal 8 Maret 2017 menjadi hari di mana Ichtiyarul Jamil (21) mengalami sesuatu yang tak terduga sebelumnya.

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) yang kerja sambilan sebagai pengemudi Grabbike itu tiba-tiba ditabrak sopir angkot bernama Subhan (22) di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Tangerang.

Sesaat sebelum kejadian, Jamil seperti biasa tengah berkeliling menunggu orderan dari penumpang.

Dia pun mengaku sudah dapat order mengantar penumpang, tapi terpaksa dibatalkan karena perkumpulan Grabbike di Tangerang saat itu meminta semua pengemudi mogok sementara waktu.

Mogok kerja dilakukan sebagai bentuk solidaritas karena pada hari yang sama, ada bentrok antara sopir angkot dengan pengemudi ojek online di Tangerang.

Baca: Polisi Buru Sopir Angkot yang Tabrak Pengemudi Grab hingga Koma

Jamil pun berboncengan dengan temannya menuju Jalan Perintis Kemerdekaan, tepat di seberang mal TangCity. Saat itu, teman Jamil yang mengendarai sepeda motor menepi sejenak untuk mencari toilet.

Jamil diminta menunggu di sebuah pos polisi dekat UMT. Jamil yang masih mengenakan jaket serta helm Grabbike pun berjalan kaki menuju pos tersebut.

"Tahu-tahu, saya ditabrak dari belakang. Di situ saya langsung enggak sadar," kata Jamil menceritakan pengalamannya kepada Kompas.com di rumahnya, Kelurahan Pakujaya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Rabu (17/5/2017).

Jamil benar-benar tidak tahu apa yang terjadi, sampai dua pekan setelahnya. Ketika tersadar, Jamil mendapati dirinya terbaring di rumah sakit, dengan keluarga dan teman-temannya lengkap di sekelilingnya.

Saat membuka mata, Jamil teringat yang dia lihat pertama kali adalah ibu serta adiknya. Sementara teman-teman dan rekan pengemudi ojek online lain di belakangnya juga menyambut dia yang baru sadarkan diri.

Baca: Sempat Koma 19 Hari, Kondisi Driver Grabbike yang Ditabrak Angkot Membaik

Dengan kondisi lemas dan belum bisa bicara, Jamil diceritakan apa yang dialaminya sampai terbaring di sana.

Jamil pun diperlihatkan video pendek yang mengabadikan momen dirinya ditabrak oleh Subhan dengan kecepatan tinggi dari arah belakang.

Kala itu, Jamil tertabrak sampai terpental beberapa meter ke depan. Helm yang dia kenakan bahkan ikut terlepas dari kepala.

KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Pengemudi Grabbike yang jadi korban tabrak lari sopir angkot di Tangerang, Ichtiyarul Jamil (kedua dari kiri) ditemani ayah dan teman-temannya di rumahnya, Pakujaya, Tangerang Selatan, Rabu (17/5/2017). Jamil sempat koma dua pekan dan dirawat sebulan lebih pasca ditabrak pada Maret 2017 lalu.

Masa Pemulihan

Setelah sadarkan diri, Jamil belum bisa kembali hidup normal seperti sebelum ditabrak dulu. Selama dia koma, lehernya dilubangi untuk dipasang saluran pernafasan.

Menurut ayah Jamil, Ichsan, dokter melakukan hal tersebut karena banyak liur yang tersimpan selama Jamil koma.

Saluran itu pun telah dicabut sesaat sebelum Jamil sadar, tetapi efeknya membuat suaranya hilang sepekan lebih.

"Dia masih harus terapi juga. Pas dibawa pulang awal bulan kemarin, belum bisa berdiri. Ke mana-mana masih harus dipapah," tutur Ichsan.

Untuk pekerjaan dan aktivitas sederhana, Jamil sementara waktu tak berdaya. Seperti berdiri, makan, hingga ke toilet masih membutuhkan bantuan keluarganya.

Baca: Pengemudi Grab yang Ditabrak Angkot sampai Koma Dapat Motor Baru

Namun, perlahan tapi pasti. Jamil mulai menjalani beberapa tahapan terapi untuk mengembalikan fungsi otot dan saraf di badannya.

KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Pengemudi Grabbike yang jadi korban tabrak lari sopir angkot, Ichtiyarul Jamil (21), pose di sebelah sepeda motornya saat berada di rumah, Pakujaya, Tangerang Selatan, Rabu (17/5/2017). Jamil sempat koma dua pekan dan dirawat sebulan lebih usai ditabrak pada Maret 2017 lalu.
Sampai ditemui tadi, Jamil sudah bisa berdiri dan melakoni sejumlah aktivitas ringan. Tetapi, badan sebelah kirinya, termasuk tangan dan kaki, masih kaku.

Butuh waktu dan gerakan tersendiri agar Jamil bisa bangun, dari posisi duduk hingga berdiri. Saat berjalan, Jamil juga tidak menapakkan kaki terlalu jauh dan tangannya nampak meraba sekeliling, menjaga agar tetap seimbang dan tidak terjatuh.

Tidak banyak yang diharapkan Jamil selain bisa hidup normal seperti sebelum ditabrak. Dia ingin bisa cepat pulih seutuhnya dan kembali berkuliah, juga mengojek lagi.

"Alhamdulillah, keluarga dan teman-teman sangat dukung biar bisa cepat sembuh. Teman di Grab malah setiap hari mampir, main sekaligus nunggu orderan di rumah saya," ujar dia sembari tersenyum.

Manajemen Grab memberi kelonggaran dengan tetap menjadikan Jamil sebagai mitra pengemudi hingga kondisinya sembuh total.

Pihak kampus juga telah menerima permohonan cuti Jamil sampai bulan September 2016, hingga dia bisa kembali melanjutkan kuliah D3 Akuntansi di semester enamnya.

Kompas TV Perwakilan ojek online mengadu ke DPR pada hari Rabu lalu, menyusul bentrokan dengan sopir angkutan umum yang makin sering terjadi. 

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search