SURYAMALANG.COM, BATU - Tidak mudah mengembangkan ternak hewan luwak dipekarangan rumah sendiri. Tetapi, hal itu jadi mudah bagi Slamet Kurniawan (34).
Pria yang dikenal di desanya dengan sebutan Paimo ini merintis usaha kopi luwak sejak 7 tahun yang lalu. Hanya bermodalkan uang Rp 600 ribu, ia membeli satu ekor luwak. Satu ekor luwak itu ia rawat hingga saat ini jumlahnya ada 12 ekor.
Ditemui dikediamannya di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Paimo sedang asik memberi makan buah kopi merah untuk luwaknya, Minggu (9/7/2017). Ia terlihat akrab dengan luwak peliharannya yang ditaruh di kandang.
Paimo merintis usaha kopi luwak ini berawal kecintaannya terhadap hewan luwak. Ketika pertama kali membeli luwak, ia hanya sekedar merawat saja, tetapi karena ia ingin berusaha lebih, ia menernakkan luwaknya. Perlahan ia mulai merintis usaha kopi luwak.
"Sejak tujuh tahun lalu, sudah beranak hingga saat ini sebanyak 3 kali. Ada yang sudah besar, dan ada yg masih usia 3 bulan," kata Paimo.
Kegagalan pasti ia rasakan, terlebih saat hewan luwaknya mati karena kedinginan. Tetapi berbagai cara terus ia lakukan agar luwaknya terus beranak dan menghasilkan biji kopi luwak yang berkualitas.
Buah kopi yang ia kasih ke luwaknya ialah buah kopi dari kebun di lereng Gunung Arjuno.
Paimo harus pandai memilih buah kopi merah untuk diberikan ke luwaknya. Dalam sehari, saat masa produksi, satu luwak bisa memakan hingga 400 gram buah kopi. Ketika produksi ayah satu orang anak ini juga mengatur pola makan dari luwaknya.
"Kalau pas produksi makannya kan hanya buah kopi, minumnya susu sapi," imbuhnya.
Hasil kopi luwaknya, kwbanyakan diminati oleh orang mancanegara. Seperti Itali, Taiwan, Korea. Justru dari dalam daerah jarang yang minat kopi luwak. Dari luar pulau juga banyak yang minat menikmati kopi luwak yang ia beri label Dian Coffee ini. Seperti Kalimantan, Makassar. Satu kilogram kopi luwak ia hargai sekitar Rp 500 ribu.
Beli Alat Roasted Hingga Penyeduh
Dari usahanya, Paimo membeli alat roasted hingga alat penyeduh kopi. Alat penyeduh yang jumlahnya ada sekitar 8 alat itu jika ditotal bisa puluhan juta. Paimo pun menyuguhkan hasil kopi luwak yang siap diminum.
Saat SURYAMALANG.COM mencicipi kopi luwak tersebut, memang rasanya beda, dan terasa pahit asam. Rasa seperti ini yang paling banyak dicari oleh pecinta kopi kebanyakan. Apalagi dari luar negeri.
"Ya hasilnya dari usaha ini saya dikit-dikit beli alat penyeduh. Ke depan, saya punya cita-cita bangun cafe di sini," ungkapnya.
Alat penyeduh itu di antaranya ada Frenchpress Coffee, Ekspresso, Iropress, Pour over, Sifon, dan lainnya. Di rumahnya, juga sering dijadikan edukasi kopi. Adapun kopi yang ia produksi selain kopi luwak. Yakni Arabika Tipika, Kopi Wine.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar