TRIBUNJAMBI.COM, Banyak jalan menuju Roma. Meski harus melintasi jalan terjal nan berliku, Jurmansyah akhirnya bangga bisa menyelesaikan Program Magister (S2) Ilmu Administrasi Negara di Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.
Sehari-hari, Jurmansyah bekerja sebagai petugas kebersihan (cleaning service) di tempat di kuliahnya.
Pria kelahiran 1985 ini menjadi satu dari 1.080 mahasiswa yang mengikuti prosesi wisuda gelombang ke II 2017 Unmul Samarinda, Sabtu (8/7/2017) lalu.
Saat matahari baru bersinar, Jurmansyah harus sudah berada di kampus, tepatnya pukul 06.30 Wita. Namun bukan untuk belajar.
Jurmansyah harus tiba lebih pagi di Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Unmul, tempatnya kuliah S2 untuk membersihkan sembilan ruangan yang akan dipakai kuliah.
"Sudah sejak 2013 saya jadi cleaning service di kampus Fisipol. Sampai sekarang pun masih," kata Jurmansyah, memulai perbincangan usai mengikuti prosesi wisuda.
Ayah dua anak ini rupanya sudah terbiasa dengan pekerjaan serabutan hanya untuk bisa menggapai cita-cita.
Meraih pendidikan setinggi mungkin. 2004 lalu, anak keenam dari tujuh bersaudara ini memulai pendidikan tingginya di Universitas 17 Agustus Samarinda.
Saat itu, Jurmansyah mengambil jurusan Ilmu Hukum.
Jurmansyah saat itu harus bekerja serabutan demi mengongkosi pendidikannya, bekerja sebagai loper koran, penyapu jalan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Samarinda, hingga menjaga toko handphone pun dilakoni.
"Saat jadi loper, saya sering diminta pelanggan tempat saya mengantar koran bersih-bersih rumah. Jadi, lumayan dapat tambahan lagi," ujarnya sambil tersenyum.
Kesibukan mencari nafkah, membuat kuliah Jurmansyah baru kelar enam tahun kemudian, yakni tahun 2010. Berbanding terbalik dengan waktu yang ditempuhnya untuk menuntaskan pendidikan Strata II (S2) yang hanya setahun 11 bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar