Senin, 10 Juli 2017

Kisah Petualangan Si Bolang dari Baduy Luar

Bogor - Si Bolang yang tayang di Trans7 menampilkan petualangan anak-anak yang seru. Pemeran Si Bolang ini ada juga yang berasal dari suku Baduy Luar.

Saat Jambore Si Bolang berlangsung pada 8-9 Juli 2017 di Bogor, 4 anak yang menjadi Bolang yang merupakan warga Baduy Luar, Lebak, Banten turut hadir. Keempat anak ini bernama Armin (12), Damidi (12), Sudirman (13) dan Namong (12).

Di sela kegiatan Jambore Si Bolang, Sabtu (8/7/2017), mereka berbagi cerita dengan detikTravel tentang kegiatan sehari-hari di kampung halaman, serta keseruan saat syuting Si Bolang.

Mereka kala itu mengenakan pakaian tradisional Baduy Luar berwarna hitam, ikat kepala berwarna biru, tas kepek dan bedog atau golok. Tak ada yang mengenakan alas kaki.

Anak baduy luar yang tak mengenakan alas kakiAnak baduy luar yang tak mengenakan alas kaki Foto: Kurnia/detikTravel
Masyarakat Baduy Dalam dan Baduy Luar memang dikenal masih kuat memegang adat tradisional hingga sekarang. Seperti tidak mengenakan alas kaki, tidak mengikuti pendidikan formal, hingga tak menggunakan barang elektronik. Namun untuk Baduy Luar masih boleh untuk memakai sandal.

"Nggak boleh pakai sepatu. Bolehnya pakai sandal," ujar Armin.

Dalam sehari-harinya, Armin kebanyakan tidak memakai alas kaki untuk bepergian ke mana saja. Biasanya, pagi hari ia membantu ibu mencari kayu bakar, melewati hutan dan sungai indah yang di sekitar kampung, kemudian bersepeda bersama teman-temannya atau bermain mainan tradisional.

"Bantuin ibu cari kayu bakar, ngobrol, main bola. Ngobrolin bola klo ada janjian tanding sama kampung yang lain gitu, sepedaan, main benteng," jelasnya.

Untuk makanan sehari-hari dengan masakan tradisional. Nasi dengan daun dangdeur atau daun singkong, tempe, pucuk lampeni. Kemudian juga jajanan seperti papais.

Damidi juga ikut bercerita kesehariannya yang kurang lebih sama dengan Armin. Selain bermain bersama, biasanya ia belajar di malam hari. Mereka memang tidak duduk di bangku sekolah formal, namun hal itu tak menghalangi untuk tetap belajar.

Ia bercerita bahwa dulu pernah ada orang yang datang dari Jakarta untuk mengajari mereka membaca dan menulis selama sekitar dua bulan. Kini mereka melanjutkan belajar dengan buku-buku yang ada.

"Malam belajar sama teman-teman nulis, membaca," kata Damidi.

Keseharian mereka inilah yang juga akan ditampilkan dalam tayangan Si Bolang. Syutingnya baru dilakukan minggu kemarin, sebelum kegiatan Jambore Si Bolang dimulai.

Anak-anak Baduy luar yang tertawa lepasAnak-anak Baduy luar yang tertawa lepas Foto: Kurnia/detikTravel
"Eksplor rumah mereka sendiri, petualangan yang biasa mereka lakukan di Baduy, di kampungnya mereka. Kalau Bolang memang gitu sih kegiatannya, menceritakan soal masyarakat tradisional yang punya kearifan lokal, tapi melalui kacamata anak-anak," jelas Crikshna Wicaksana, Associate Producer Si Bolang.

Si Bolang dari Baduy Luar ini bertualang melewati jembatan akar yang dibuat sendiri oleh warga setempat, memanjat pohon kelapa, serta mencari ayam untuk diberikan ke hajatan kampung.

"Di sana lagi ada hajatan kampung, ada pernikahan. Biasanya masing-masing warga itu nyumbang ayam ke hajatannya. Kita bikin cerita Si Bolang itu bawa ayam dari rumah ke tempat hajatan itu. (Kerajang) mereka bikin dari janur dianyam," tutur Wicak.

Anak-anak Baduy Luar pun bersemangat saat syuting Si Bolang. Armin bercerita salah satu saat tak terlupa adalah ketika teman-temannya memanjat pohon kelapa.

"Ada waktu lihat manjat pohon, ambil kelapa di Baduy. Lihat temen, nggak (nyobain) tapi seru," ucap Armin.

Si Bolang dari Baduy Luar (Kurnia/detikTravel) (bnl/bnl)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search