Sabtu, 29 Juli 2017

Sendratari Kolosal Angkat Kisah Eksploitasi Alam Kalimantan

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Anesh Viduka 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK -"Berlandaskan Adil ka Talino Bacuramin Ka Saruga Basengat ka Jubata, Bangkitkan diri tingkatkan quality untuk menjadi tuan ditanah sendiri", demikianlah penggalan kata yang terucap dalam seni drama tari Dayak Bersatu yang ditampilkan pada pembukaan Kongres Dayak International di rumah Radakng, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (26/7/2017) lalu. 

Sendra tari kolosal karya Gabriel Armando ini berupaya untuk mengingatkan kita akan pentingnya menjaga alam serta melestarikannya. 

Sendra tari yang dibawakan 100 penari dari sejumlah sanggar seni yang ada di Pontianak ini mengisahkan tentang ketenangan dan kedamaian masyarakat dayak di tanah Kalimantan, tanah yang penuh anugerah dan kekayaan alam yang luar biasa, namun seiring perkembangan zaman, kekayaan alam terus menyeret konflik dan kesenjangan ketika sang penguasa bermain mata dengan para pengusaha, meluluhlantahkan hutan dengan pembangunan bertemakan kesejahteraan.

Namun kenyataannya,bukan kesejahteraan yang mereka dapat, yang ada hanya kesengsaraan dan harapan yang tiada akhir, semuanya hanya bunga mimpi bagi masyarakat dayak. 

Baca: Yuk Malam Mingguan di Rumah Datok Food Distrik, Kamu Bisa Nikmati Dayaraki Martabak Dara Loh!

Selain cerita eksploitasi alam tanpa memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya, Gabriel juga memberikan sentuhan tentang perlawanan masyarakat yang pada akhirnya bersatu,maju, melawan agar menjadi pelaku dan membangun demi masa depan regenerasi.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search