KEHADIRAN para veteran Gresik tersebut sungguh menarik. Mereka masih sanggup berjalan dan bercerita terkait perjuangannya selama perang dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Tidak seperti komunitas anak muda, para veteran ini tentu tidak memiliki aktifitas untuk mengisi pertemuan dengan sesama anggota. Sebab, rata-rata usia mereka 60 hingga 96 tahun. Sehingga, usia yang lanjut membuat mereka berdiam diri dan hanya menerima tunjangan. Meski beberapa ada yang menjadi satpam dan berjualan.
"Hanya sering dipanggil di beberapa kegiatan kepahlawanan, untuk menyampaikan cerita dan memotivasi," jelas Slamet, Pembina LVRI Gresik seraya menambahkan saat ini ada 157 anggota LVRI Gresik yang tercatat.
Sementara itu Ketua LVRI Gresik Sarmidin, 96 mengucapkan, syukur masih sehat hingga saat iniini. Ia nampak bersemangat menceritakan pengalamannya memperjuangkan kemerdekaan. "Saya selalu ingin memberitahukan kepada masyarakat untuk selalu bersyukur, bila mengingat perjuangan mereka kala itu," urai warga Jalan RA. Kartini ini.
Menurutnya, musuh negeri saat ini bukanlah tentara terlihat. Namun, musuh yang meracuni generasi mudanya. Ia mencontohkan, narkoba, kejahatan cyber, pengaruh budaya asing dan sebagainya . "Sampai saat ini kita tidak memiliki kantor, setidaknya untuk mengurus keorganisasian," jelasnya.
Para veteran ini masih terlihat berkaca-kaca saat mendengar Sarmidin menceritakan perjuangannya pada masa perang. Misalnya, Chusnan, 95, yang mengkisahkan dirinya hingga tak makan 3 mingggu karena transportasi yang tersendat. "Kami hanya makan sayuran dari pohon-pohon yang ada dan minum sumber air dari pelepah pisang," terangnya saat berkumpul memperingati HUT Kemerdekaan RI di Hotel Pesonna, kemarin.
Sementara itu, veteran pembela Supriatno menuturkan, sebagai veteran pembela yang sempat berprofesi sebagai satpam, ia masih merasa terenyuh ketika mendengar cerita tentang perebutan dan mempertahankan kemerdekaan. Ia berharap, dari ratusan kelompok legiun di Gresik yang masih ada ini, masyarakat bisa lebih peduli terhadap pihanya yang terkadang masih kurang dipedulikan. Menurutnya, pengalaman mempertahankan NKRI, disebut warga Suci ini sebagai bekal untuk menjadikan pribadi yang lebih bersyukur. "Saya selalu mengajak masyarakat untuk cinta Indonesia dan menghormati pahlawa," imbuhnya. (est/ris)
(sb/ris/ris/JPR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar