Karena itulah, Nike Lisyastuti Aritovani memiliki ide untuk membuat makanan kering berbahan dasar ikan cakalang.
"Di Ambon sumber daya terbesar ikan, dengan kualitas air laut yang baik mempengaruhi kualitas ikannya juga, ukurannya pokoknya fresh," kata Nike saat ditemui detikFinance di stan Karya Kreatif Indonesia (KKI), Jakarta Convention Center, Sabtu (19/8/2017).
Ibu dua anak ini menceritakan mulai membuat abon ikan pada 2009. Kala itu dia masih menjadi kepala administrasi dan keuangan di sebuah perusahaan cat di Ambon. Jadi dia hanya memproduksi pada hari libur seperti Sabtu dan Minggu.
Produk abon ikan cakalang Foto: Sylke Febrina Laucereno/detikFinance |
Dia memproduksi abon skala rumahan, itupun tergantung pesanan tetangga. Modal awal hanya Rp 1 juta yakni untuk membeli ikan dan bumbu. Seiring berjalannya waktu, pesanan makin banyak dan dia bisa menitipkan di toko walaupun saat itu belum terlalu banyak.
Pada 2012, Nike mengaku mulai tidak konsentrasi ketika memproduksi abon dan terus bekerja di perusahaan. Dia menceritakan, grafik penjualan tidak ada pergerakan karena dia kurang fokus menjalani dua pekerjaan sekaligus.
"Saya bertemu teman di Bali, dia bilang 'Nik kalau kamu kerja setengah, maka akan dapat setengah. Kamu harus pilih kerja atau bisnis. Saya yakin kamu bisa dapat lebih kalau kamu pilih bisnis' Saya jadi kepikiran dan akhirnya pilih keluar," kenang Nike.
Setelah keluar kerja dan fokus berbisnis, kini omzet abon ikan cakalang racikan Nike mencapai Rp 100 juta-Rp 150 juta sebulan. Kapasitas produksi mencapai 500 hingga 700 kilogram..
"Kalau high season itu biasanya ramai, semester II juga ramai karna banyak hari libur dan pemerintah suka buat acara di semester II," ujar Nike.
Harga yang dibanderol untuk satu pak abon ikan adalah Rp 25.000 per kotak isi 100 gram.
Abon ikan cakalang Foto: Sylke Febrina Laucereno/detikFinance |
Sudah 8 tahun Nike menggeluti bisnis abon ikan ini. Tidak mulus, ada saja kejadian yang tidak enak dan harus dia hadapi. Dia menceritakan, pernah ada pesanan dari sebuah kota di Pulau Jawa.
Mereka meminta 10 kg abon ikan tanpa merk Nacha, jadi dalam bentuk gelondongan. "Ternyata mereka untuk ekspor ke Taiwan, mereka minta dengan ekstra nori, sudah harganya dia push, terus diekspor tanpa merk saya, mereka juga tunda pembayaran," ujarnya.
Kemudian, dia pernah ikut pameran di sebuah kota dan ada pembeli dari Malaysia dan India yang dinilai kurang beritikad baik.
"Mereka pesan pertama pembayarannya oke, barang kedua oke nah barang ketiga ini mereka hilang begitu saja, jadi saya agak hati-hati meskipun ketemu di pameran," imbuhnya.
Ekspansi usaha
Tapi Nike tidak patah semangat, kini produknya sudah bisa ditemui di sejumlah kota di Indonesia. Seperti Makassar, Nabire, Manado, Denpasar, Surabaya, Sidoarjo dan Ambon.
Selain itu, Nike juga sudah menitipkan produk abon cakalang di 56 outlet oleh-oleh. Per outlet dia bisa menitipkan 4.000 pak abon ikan semua varian.
"Dulu saya titip di outlet paling satu bulan 12 bungkus. Saya datangi satu-satu outletnya untuk menawarkan sampai akhirnya bisa banyak seperti ini," ujarnya.
Dia menceritakan, alasan ekspansi ke Makassar dan Manado. Ini karena di Ambon pulaunya kecil dan abon ikan cakalang Nacha sudah tidak punya tempat untuk dititipkan.
Produk abon ikan cakalang Foto: Sylke Febrina Laucereno/detikFinance |
Nah di Makassar, dia mengatakan ada 17 kompetitor dengan produk yang hampir sama. "Karena banyak kompetitor, peluang saya jadi lebih besar untuk lomba memasarkan produk saya, pembeli jadi bisa bebas pilih yang mana," kata dia.
Dia menceritakan, untuk varian biasanya di Indonesia Timur seperti suka dengan original dan pedas. Kemudian untuk Makassar suka dengan rasa bawang dan Jawa Timur suka varian yang dicampur teri dan manis.
Sebelum memasarkan, Nike sudah melakukan survei pasar mulai dari harga, rasa dan kemasan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan apa yang dimiliki oleh Nacha dalam produksi abon ikan cakalang.
Kemudian untuk mempermudah jalur penjualan. Nike telah mengurus izin BPOM, PIRT, Halal MUO dan HACCP. Semuanya dilakukan agar produk Nacha bisa masuk ke ritel modern yang besar.
"Mimpi kami memang ekspor, tapi jarak bikin semuanya mahal. Kalau pak Jokowi mau buat tol laut tolong segera agar kami bisa terbantu," ujarnya.
Produk abon ikan cakalang Foto: Sylke Febrina Laucereno/detikFinance |
Tahun lalu, Nike bertemu dengan pihak Bank Indonesia (BI). Bank sentral memberikan pelatihan bagaimana mengelola bisnis dengan baik, menyusun keuangan dan branding yang baik.
Nike menambahkan, pelatihan dari BI juga mewajibkan para owner untuk mengambil gaji. Menurutnya hal ini dilakukan agar arus keuangan perusahaan berjalan baik.
Karyawan adalah aset bagi CV Nacha. Nike mengatakan sudah mengurus pembayaran premi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan untuk ke 11 karyawannya.
Jika anda berminat memesan abon ikan bisa menghubungi :
Rumah Produksi : BTN Manusela Lorong Batako Batu Merah, Ambon, Maluku
Email : nacha.ambon@gmail.com
www.nurbayainitiative.com
Facebook : Abon Ikan Cakalang Nacha (CV Nacha) (hns/hns)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar