/data/photo/2015/11/23/1920265Nil-Maizar-Yan780x390.jpg)
KOMPAS.com - Manajer Semen Padang, Win Benardinho, mengungkapkan awal dari kisah berakhirnya kesepakatan kerja sama Nilmaizar dan klub berjulukan Kabau Sirah itu. Dia mengatakan bahwa lahirnya kesepakatan untuk tak lagi melatih Semen Padang berawal dari Bandara Hasanuddin Makasar ketika tengah menunggu jadwal penerbangan ke Jakarta, Selasa (2/10/2017).
Sosok pelatih modis asal Payakumbuh ini harus berhenti dari tugasnya sebagai pelatih Semen Padang. Tentu, keputusan itu tak datang tiba-tiba tetapi akibat dari rangkaian kekalahan yang dialami tim dari Bukit Indarung itu pada putaran kedua Liga 1 dan bahkan mungkin jauh sebelum itu.
Saat Semen Padang masih berjuang pada putaran pertama pun, sudah ada rencana dari manajemen untuk memecat ayah dua anak itu. Alasan waktu itu Semen Padang sulit menang di kandang lawan, tren yang terus terjadi sampai pekan ke-27.
Namun, kekalahan telak 0-4 dari PSM Makassar dijadikan alasan pas. Selain banyaknya masukan dari berbagai pihak agar manajemen memecat Nilmaizar, performa tim juga anjlok karena tak kunjung mengalami perubahan, bahkan cenderung semakin turun.
Namun, solusi manajemen juga penuh risiko. Pertama, karena caretaker yang menggantikan Nil, Delvi Adri, belum memiliki lisensi A AFC sebagai syarat minimal. Begitu juga penasehat teknis Suhatman Imam.
Lantaran untuk mencari pelatih yang sesuai juga tak mungkin, manajemen menunjuk Delvi bersama asisten lainnya serta dukungan dari Suhatman. Mereka akan menjalankan tugas menukangi Semen Padang sampai Liga 1 usai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar