
TEMPO.CO, Yogyakarta - Wacana becak bertenaga motor listrik atau becak listrik di Yogyakarta sempat mencuat di Yogyakarta sekitar sepuluh tahun silam.
Namun saat wacana itu mencuat, belum ada yang menindaklanjutinya. Yang muncul ke permukaan justru pengembangan transportasi lain seperti bus dan mobil bertenaga listrik yang banyak digarap kalangan kampus.
Sampai kemudian, di tahun 2012, ada seorang guru teknik listrik dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Piri 1 Yogyakarta, Raden Sunarto, 59, mengusulkan kepada kementerian Riset dan Teknologi untuk memulai pembuatan becak listrik. Sebuah prototype becak listrik pun dipresentasikan kepada kementerian.
"Usulan itu ternyata direspon baik kementerian," ujar Raden ditemui Tempo di SMK Piri 1 Yogyakarta, Senin 26 Februari 2018.
Raden serta sekolah SMK Piri 1 mendapatkan suntikan modal untuk membuat 10 becak listrik pertamanya yang dinamai Belis, kependekan dari Becak Listrik generasi I.
Baca: Alasan Sandiaga Uno Urung Umumkan Bentuk Becak Listrik DKI
Becak listrik generasi I dari SMK Piri 1 ini sekilas bentuknya seperti becak kayuh umumnya di Yogyakarta. Bedanya, di seluruh bagian tersemat komponen instalasi untuk mengolah energy listrik yang dihasilkan dari panel surya menjadi energi listrik pendorongnya.
Kotak panel penangkap energy surya pada becak listrik generasi I itu terpasang di atas spatbor belakang becak seperti ekor.
Spesifikasi becak listrik generasi I ini memiliki kecepatan maksimal 20 km/jam. Untuk jarak tempuh siang hari sejauh sekitar 60 kilometer per charge atau per pengisian aki dan malam hari sejauh 40 kilometer per charge.
Sedangkan untuk spesifikasi energi atau daya becak listrik generasi I tersebut memiliki daya motor 3 phase sebesar 350 watt, energy baterai 48 volt/12 AH serta energy alternatifnya menggunakan kayuh manual. Untuk spesifikasi sistem charging atau pengisiannya terdiri dari sel surya/solar cell berkekuatan 48 volt/40w/0,56 A. Maksimal pengisian panel ini delapan jam. Sedangkan charger adaptor listrik sebesar 220 v/48v/2A dengan maksimal pengisian enam jam.
Untuk data kelistrikan becak listrik generasi I ini jenis motor listrik penggeraknya menggunakan Bruless Motor yang memiliki daya maksimal motor penggerak 350 watt atau setara 0,47 pk. Sedangkan kapasitas baterai menggunakan dry cell battery 4 x 12 AH. Untuk pengisian sel surya menggunakan 4 x 10 W/18 v/1,5 A. Sedangkan pengisian dengan adaptor (switching) dibutuhkan 220 v/48 v/2A. Dan instalasi kelistrikan menggunakan model step down adapter 48 DC/12 DC.
Raden menuturkan beban atau muatan maksimal untuk becak listrik ini total 350 kilogram. Terbagi untuk satu pegemudi dan dua penumpang dewasa.
"Becak listrik ini prinsipnya membantu pengemudi becak agar energy yang dikeluarkan tidak terlalu besar," ujarnya.
Jika becak kayuh manual energy yang dikeluarkan pengemudi misalnya 100 persen, dengan motor listrik ini hanya 30 persen.
"Untuk tanjakan dan starting awal tetap dibantu kayuh agar motor listriknya juga awet, kalau jalan datar baru lepas pakai tenaga listrik," ujarnya.
Namun becak listrik generasi I ini kemudian dinilai kurang praktis karena menambah dimensi becak sehingga menjadi lebih besar. Sebabnya penampang panel surya yang berada di atas spatbor belakang terlalu menjorok.
"Akhirnya kami ciptakan generasi II yang meletakkan panel surya di atas tudung penumpang, dengan sepesifikasi lebih tinggi di tahun 2013," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar