Kamis, 26 Oktober 2017

Kisah Bripka Sahabuddin, Naik Pangkat karena Orang Gangguan Jiwa

Pengabdian dan ketulusan Sahabuddin perlahan telah mengubah cara pandang masyarakat dalam menangani penderita gangguan kejiwaan. Setidaknya, tidak ada lagi pemasungan terhadap warga yang menderita gangguan kejiwaan.

"Saya kira kemarin-kemarin banyak warga yang memasung lantaran mereka berpikir karena tidak bisa mengendalikannya," ujar Lurah Lompo Riaja, Kecamatan Tanete Riaja, Sulaeman.

Selain itu, ucap Sulaeman, banyak warga yang kala itu beranggapan bahwa pemasungan merupakan metode penyembuhan sakit jiwa. Padahal, pemasungan merupakan pelanggaran HAM.

"Ini yang membuka wawasan masyarakat, bahwa warga yang gila bisa disembuhkan dengan penanganan medis secara terukur, bukan untuk dipasung," ucap dia.

Sulaeman sangat mengapresiasi tindakan Sahabuddin sebagai pelopor penanganan penderita gangguan kejiwaan di wilayahnya. Lebih dari itu, Sahabuddin juga dikenal cukup berjasa terhadap masyarakat setempat.

"Pak Sahabuddin bukan cuma dampingi orang gila. Termasuk dia memfasilitasi masyarakat kami persoalan administrasi kependudukan, mendampingi sampai masyarakat mendapatkan identitas kependudukan yang semestinya," kata dia.

Urusan gorong-gorong tidak pernah ketinggalan. Sahabuddin selalu menyempatkan diri turun ke jalan membantu warga kerja bakti. Maka tak heran jika bapak dua anak itu cukup akrab dengan warganya.

"Tentu harapan saya, agar virus kebajikan yang dibawa Pak Sahabuddin ini menular ke yang lain," ujar Sulaeman.

Kabar tentang pengabdian Sahabuddin mengurus orang gila dengan cepat tersiar ke seluruh wilayah Kecamatan Tanete Riaja. Tak sedikit warga yang kemudian mencarinya untuk dibantu.

Seperti yang dilakukan Sopyan. Ingatan pria 32 tahun itu langsung tertuju pada Sahabuddin begitu melihat salah satu keluarganya dipasung. Ia lantas menghubungi Sahabuddin.

"Makanya langsung saya telepon Pak Sahabuddin, dan saat itu juga dia minta saya siapkan berkas, dan besoknya om saya dijemput," kata Sopyan.

Padahal, kampung Sopyan cukup jauh dari tempat tinggal Sahabuddin. Namun, respons yang diberikan Sahabuddin cukup cepat. Hingga akhirnya, keluarga Sopyan yang semula dipasung karena gila kini telah sembuh dan beraktivitas secara normal.

"Saya tinggalnya di desa paling ujung di kecamatan ini, sekitar 20 km. Makanya kami sangat berterima kasih kepada Polri dan khususnya Pak Sahabuddin," ujar dia.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search