Sabtu, 14 Oktober 2017

Kisah 'Kampung poligami' di Sidoarjo, Istri-Istri Tinggal Sekampung Tapi Beda RT

BANGKAPOS.COM--Begitu banyak warga desa yang poligami, sehingga desa di Sidoardjo sampai dijuluki secara berseloroh sebagai 'desa poligami',.

Seorang perempuan tampak sibuk membuat kopi dan mie instan di sebuah warung yang terletak tak jauh dari ujung jalan Wayo di Desa Kedung Banteng, Tanggulangin Sidoarjo.

Sementara di teras dan halaman warung, anak-anak muda tampak duduk-duduk sambil menikmati kopi mereka.

Perempuan berusia 55 tahun, Nur Khotimah, sudah sepuluh tahun terakhir berjualan kopi dan mie instan untuk menghidupi ketiga anaknya.

Ilustrasi Poligami
Ilustrasi Poligami (Shutterstock)

Suaminya menikah lagi dengan perempuan tetangganya, namun Nur tidak bercerai secara resmi melalui pengadilan agama.

"Sudah tidak tinggal serumah," kata Nur

Biarkan saja, buat apa dipikirkan".

Dia mengakui sempat marah ketika suaminya baru menikah, tetapi lebih memilih untuk bangkit menghidupi dirinya dan anak-anaknya sampai mereka kemudian bekerja.

"Kalau dipikirkan malah jadi penyakit," kata Nur pada wartawan di Jawa Timur, Nur Cholis.

Setelah menikah, suaminya tidak memberikan nafkah lagi.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search