Rabu, 29 November 2017

Kisah Abah, Si 'Kuncen' Simpang Purnawarman Bandung

Bandung - Bunyi peluit terdengar nyaring. Terlihat seorang pria tua sibuk mondar-mandir melintas zebra cross. Berpakaian layaknya seorang polisi, sang kakek membantu pejalan kaki yang hendak menyeberang.

Pemandangan itu tak asing lagi di perempatan Jalan Purnawarman, Kota Bandung, Jawa Barat. Pria biasa disapa Abah itu hampir menghabiskan separuh hidupnya menjadi 'kuncen' di persimpangan jalan tersebut.

Ia ramah kepada setiap pejalan kaki yang berniat melintas. Abah berinisiatif menolong para pejalan kaki yang ingin menerobos kepadatan arus lalu lintas di kawasan tersebut.

"Sejak tahun 1960 saya sudah di sini atur lalu lintas sama bantu menyeberangkan orang," kata Abah kepada detikcom, Rabu (29/11/2017).

Kisah Abah, Si 'Kuncen' Simpang Purnawarman BandungAksi Abah saat membantu pejalan kaki menyeberang di simpang Jalan Purnawarman, Kota Bandung. (Foto: Muklis Dinillah/detikcom)
Setiap harinya, kakek berusia 75 tahun itu berangkat dari rumahnya di Jalan Pahlawan, Kota Bandung, sambil mengayuh becak. Setiba di simpang Jalan Purnawarman, Abah memarkirkan becaknya.

Sambil menunggu penumpang, Abah mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk membantu menyeberangkan pejalan kaki. Sesekali si 'kuncen' tersebut turun tangan mengurai kepadatan lalu lintas di kawasan pusat kota ini.

"Biasanya saya ke sini (Jalan Purnawarman) siang jam satu sampai jam delapan malam. Sambil nunggu penumpang saya bantuin orang nyeberang," tuturnya.

Saban harinya Abah berpakaian mirip polisi. Ia mengenakan kemeja lengkap dengan rompi berwarna hijau khas polisi lalu lintas. Dia juga menggenggam tongkat corak oranye di tangan kanan.

Demi menunjang keselamatannya saat bertugas menyeberangkan pejalan kaki, Abah mengenakan helm. Pelindung kepala itu digunakannya untuk melindungi diri dari kecelakaan dan sorot terik.

"Kebetulan seragam dan tongkat ini saya dikasih sama polisi beberapa tahun yang lalu. Kalau saya pakai helm ya untuk keselamatan juga, biar enggak kepanasan," ungkap Abah.

Kisah Abah, Si 'Kuncen' Simpang Purnawarman BandungAbah mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk membantu menyeberangkan pejalan kaki. (Foto: Muklis Dinillah)
Dia menuturkan tak jarang keselamatannya terancam selagi membantu pejalan kaki menyeberang. Sebab, padatnya arus kendaraan yang melintas tentu harus membuatnya ekstra waspada.

"Kalau mau ketabrak sering. Jangankan saya, polisi yang jaga di sekitar sini saja hampir ketabrak beberapa kali," ucap ayah enam anak ini.

Abah mengaku menikmati tugas sampingannya ini selain menjadi penarik becak. Selain menjadi amal kebaikan baginya, terkadang ia mendapatkan upah dari pejalan kaki yang terbantu aksi kebaikannya.

"Alhamdulillah kadang ada pejalan kaki yang ngasih saya rezeki. Walaupun saya kadang seharian enggak narik becak karena enggak ada penumpang. Hitung-hitung amal aja pekerjaan ini," katanya.

"Walaupun usai saya sudah segini masih di jalanan, tapi saya pantang minta-minta kepada orang lain termasuk anak saya," ujar Abah sambil bergerak menyambut warga yang hendak menyeberang jalan. (bbn/bbn)


Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search