JAMBI - KM Kasmawati yang diawaki 4 orang digulung ombak setinggi tiga meter, di Perairan Ujung Jabung, Tanjung Jabung Timur, Jambi. Kapal nelayan itu tenggelam setelah hancur berkeping-keping dihantam badai dan gelombang.
Ridwan (33), salah seorang nelayan berhasil selamat. Namun itu tidak didapat Ridwan dengan mudah. Dia nekat berenang sejauh tiga mil lebih menuju pantai. Padahal kala itu Ridwan tidak tahu jarak ke pantai yang akan diarunginya.
Tiga nelayan lainnya, hingga Senin (15/1/2018) masih belum diketahui keberadaannya. Menurut Ridwan, tiga rekannya itu masih berada di tengah lautan dan besar kemungkinan bisa diselamatkan.
Tim Basarnas sejak Sabtu 13 Januari 2018 sudah turun ke lokasi kapal-kapal nelayan yang diterjang badai. Sayangnya mereka belum menemukan para korban. Keterbatasan armada dan tingginya gelombang jadi kendala bagi tim untuk mencapai lokasi.
Berkumpul kembali bersama keluarganya tak membuat Ridwan serta merta gembira. Dia masih dirundung kesedihan, mengingat teman-temannya sudah tiga hari berada di tengah laut. Kondisi fisik mereka sudah tentu sangat mengkhawatirkan.
(Baca juga: Tiga Hari Kapal Tenggelam, 2 Nelayan Diduga Masih Terapung)
Banyak kisah memilukan diceritakan Ridwan, pascamusibah yang dialaminya tersebut. Salah satunya ketika dia terpaksa harus meninggalkan tiga rekannya, yakni Rusdi, Yasiman dan Johan Asattar alias Bujang.
Saat Ridwan mengambil keputusan akan berenang ke pantai, teman-temannya sudah kelelahan. Mereka yang bertahan hanya di puing-puing kapal yang tersisa, mengaku tidak sanggup berenang ke pantai.
Peristiwa nahas itu terjadi Jumat 12 Januari 2018. Sore hari, sekitar jam 6 sore, kondisi gelombang sangat besar dengan ketinggian mencapai tiga meter. Angin bertiup kencang hingga KM Kasmawati yang ditumpangi empat nelayan tiba-tiba tenggelam.
"Saya ingat sekali, kapal kami dihempas ombak tiga kali. Langsung tenggelam. Lalu datang lagi ombak besar. Tenda kapal langsung habis," cerita Ridwan.
Untuk menyelamatkan diri, Ridwan dan kawan-kawan berpegangan pada puing-puing kapal. Beruntung mereka selalu membawa pelampung. Mau berenang, mereka tidak tahu arahnya, sehingga akhirnya terbawa arus dan gelombang.
Hari pertama, Ridwan dan rekannya hanyut sampai ke Perairan Airhitam, Tanjung Jabung Timur, Jambi. Saat itu tepian pantai masih terlihat. Jika hari itu mereka berenang ke pantai, Ridwan yakin mereka semuanya pasti selamat. "Cuma saya masih memikirkan kawan-kawan. Kami pergi bersama, apapun yang terjadi harus pulang sama-sama juga. Kami selalu kompak dari dulu, makanya kami sepakat sama-sama bertahan di puing kapal," ungkap Ridwan.
Singkat cerita, Ridwan, Rusdi, Yasiman dan Bujang dua hari dua malam terombang ambing di tengah laut. Sama sekali tidak ada makanan dan minuman. Mereka hanya berharap ada nelayan lain yang lewat dan menolong.
"Seingat saya, awal kami diterjang ombak dan tenggelam, posisinya di sekitar Parit Melintang, sebelum Desa Sungai Jambat, di belakang tanjung," jelas Ridwan.
Lantaran tidak ada juga tanda-tanda pertolongan, kondisi Ridwan dan rekannya makin lemah. Ridwan mengajak tiga temannya berenang ke pantai, namun mereka tidak berani, karena kondisi tubuh yang sudah sangat letih.
Rusdi mau ikut. Yasiman dan Bujang mengizinkan Ridwan dan Rusdi berenang ke pantai. Waktu itu, Sabtu (13/1), sekitar pukul 15.00 WIB. Menggunakan pelampung, Ridwan dan Rusdi nekat berenang ke pantai.
Sebelumnya
1 / 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar