Selasa, 20 Februari 2018

Suasana Mencekam, Begini Kisah Warga Meraba Kegelapan saat Gunung Sinabung Erupsi

Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio

TRIBUN-MEDAN.COM, KARO - Gunung Sinabung, di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, erupsi Senin (19/2/2018), pukul 08.54 WIB. Akibatnya, aktivitas di 10 kecamatan terganggu karena diselimuti hujan debu vulkanik.

Tidak hanya itu, masyarakat yang tinggal di kaki Gunung Sinabung juga ketakutan. Pasalnya, selama dua jam beberapa kecamatan gelap gulita. Lebih lanjut, suara gemuruh menyerupai jet tempur terdengar kencang.

"Tadi aku sudah pasrah bila Tuhan memanggil. Suara gemuruhnya serupa jet tempur. Kuat sekali. Dan selama dua jam aku meraba, gelap kayak tengah malam pukul 23.00 WIB," Kata Mama Geger Ginting (55), warga Desa Payung, Kecamatan Payung kepada Tribun-Medan/Tribun-Medan.com, Kemarin sore.

Baca: Erupsi Dahsyat Gunung Sinabung Jadi Tontonan Wisatawan

Baca: PSMS Medan Tolak Ikut Piala Gubernur Kaltim, Begini Alasannya

Erupsi Sinabung pada Senin (19/2) pagi merupakan letusan dahsyat dari kurun waktu 2010. Tinggi kolom mencapai 5000 meter. Padahal biasanya, tinggi kolom erupsi sekadar 2500 meter. Kemudian, jarak luncur awan panas ke arah Selatan-Tenggara 4900 meter.

Sedangkan, arah angin ke Barat Selatan. Artinya, debu vulkanik tidak mengarah ke Kota Berastagi, hingga Kota Medan. Tapi, debu vulkanik juga menyelimuti sejumlah kota seperti Sidikalang, Dairi.

Mama Geger Ginting tidak kuasa menaha air mata saat berbincang dengan Tribun-Medan. Berulangkali, perempuan paruh baya itu menyeka air mata. Bahkan, tubuhnya sempat bergemetar ketika bercerita erupsi Gunung Sinabung itu.

"Waktu erupsi tadi aku sedang di ladang, jaraknya 3,5 meter dari gunung. Aku sendirian di ladang menanam cabai. Tiba-tiba aku mendengar suara gemuruh, ada gempa. Lalu aku menjerit sekencang-kencangnya," ujarnya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search