Laporan Wartawan TribunSelayar.com, Nurwahidah
TRIBUNSELAYAR.COM, BONTOHARU - Banyak orang di usia tua masih harus bekerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Salah satu diantaranya Sauma (57) .
Tinggal di gubuk sejak istrinya tutup usia kini, dia bersama cucunya bernama Nisa di sekitar Perumahan Pesona Regency Parappa, Kecamatan Bontoharu, Kepulauan Selayar, Sulsel.
Pantauan TribunSelayar.com, Selasa (3/4/2018), suasana rumah Sauma sempit, berbau dan kardus berserakan di pintu rumah.
"Setiap hari, saya menggayuh becak demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya Sekolah cucu. Dari dulu saya membiayainya hanya dengan mengayuh becak tua ini," kata Sauma.
Dia menambahkan meski sehari pendapatan menggayuh becak hanya Rp 20 ribu dan bahkan pernah tidak dapat penumpang, tapi saya tetap bersyukur.
"Selama ini saya tidak pernah mendapat bantuan beras, saya hanya mengandalkan menggayuh becak. Nisa pun selalu ingin makan ayam, saya berusaha memenuhi kebutuhannya, selain menggayuh becak saya juga mengumpulkan kardus bekas lalu di jual," ujar Sauma.
Menurutnya sudah sepekan ini Nisa tidak masuk Sekolah karena sakit kepala. Sempat dibawah periksa ke dokter, tapi tidak ada perubahan malahan tambah parah,
"Saya ingin Nisa bisa sehat dan menggapai cita-citanya. Tapi untuk saat ini saya tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak banyak uang untuk membawanya ke dokter. Apalagi tidak ada BPJS," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar