TRIBUNKALTIM.CO - Hari ini Korps Baret Merah, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Indonesia merayakan hari jadinya yang ke 66 tahun.
Sejak berdiri 16 April 1952 sampai sekarang, kiprah Kopassus sebagai satuan tempur khusus sudah terlibat hampir dalam semua operasi militer didalam maupun diluar negeri.
Bukan hanya itu, Kopassus juga sudah melatih para tentara negara lain macam Kamboja, Myanmar dan Filipina.
Banyak kisah-kisah para anggota Kopassus yang rela mengorbankan nyawa di medan perang demi kehormatan negara Indonesia dan Kesatuannya.
Salah satu kisah heroik prajurit Kopassus pernah terjadi di medan perang Timor Timur sekarang Timor Leste.
Saat itu tanggal 9 Januari 1983, satu unit gabungan tentara Nanggala-LII yang berisikan para prajurit Kopassus pimpinan Letnan Poniman Dasuki melakukan patroli di suatu wilayah Timor Timur.
Tepatnya wilayah itu adalah di KV 34-34/Komplek Liasidi yang merupakan daerah rawan musuh di pedalaman hutan bumi Lorosae.
Maklum saja tempat tersebut merupakan sarang Fretilin si 'Krebo Hutan', mereka adalah pemberontak yang memperjuangkan kemerdekaan Timor Timur atas Indonesia.
Ketika unit kecil patroli pimpinan Letnan Poniman Dasuki memasuki area tersebut, mereka dicegat oleh sekitar 300 ratusan orang Fretilin disana.
Para Fretilin itu bersenjatakan lengkap dengan senapan serbu, mortar dan pelontar granat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar