Senin, 09 April 2018

Kisah Penderita Low Vision Hadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer

Maimun (18), penderita low vision peserta ujian nasional berbasis komputer (UNBK), berdesakan di KRL, Senin (9/4/2018).

Dia sempat berjejal beberapa saat sebelum beberapa penumpang melihat kondisinya dan mempersilakannya duduk. 

Tongkat  di tangan Maimun dan gelagatnya yang sulit melihat membuat beberapa penumpang sadar. 

Maimun tiba di sekolahnya pukul 07.15, masih kurang 2,5 jam dari gilirannya mengerjakan UNBK.

Dia memang kebagian shift kedua dalam UNBK kali ini.

Gadis ini memang memilih berangkat sejak pukul 04.30 dari rumahnya di Slipi menuju sekolahnya di Rawa Bunga, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.

"Tiap hari pulang pergi naik kereta sendiri, orang tua tidak antar karena sudah tua kasian. Saya pakai tongkat juga biar membantu untuk berjalan. Di kereta juga sering desak-desakan tapi saya sering dikasih duduk sama penumpang lain,"ucap Maimun yang memiliki hobi musik, saat ditemui Warta Kota, Senin (9/4/18).

Maimun merupakan salah satu siswi berkebutuhan khusus di SMAN 54 Jakarta. 

Ia mengalami gangguan pada pengelihatannya atau biasa disebut low vision. Kemampuan mata untuk melihat kurang baik. Penyandang juga tidak dapat dibantu dengan menggunakan kacamata.

Jarak pandang maksimal untuk penyandang low vision adalah 6 meter dengan luas pandangan maksimal 20 derajat.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search