Jakarta, CNN Indonesia -- Waktu menunjukkan pukul 22.30 WIB, suasana Stasiun Pasar Senen, Jumat (8/6), masih terlihat padat. Siswanto, usianya sekitar 50 tahun, terlihat merenung sambil bersandar di salah satu tiang halaman stasiun kereta api itu.
Ia, yang sudah menggeluti profesi sebagai pramuantar alias portir atau porter di Stasiun Pasar Senen sejak 1997, berisitirahat sejenak sembari menanti pemudik yang membutuhkan jasanya.
"Saya mulai di sini ketika [biaya] sekali makan masih Rp100. Sekarang berapa coba? Rp20 ribu," cetus pria asli Kebumen ini, kepada CNNIndonesia.com, Jumat (8/6).
Siswanto paham bahwa menjadi porter bukan pekerjaan yang menjanjikan. Pada hari biasa di luar periode liburan, dia mengaku hanya mengantongi sekitar Rp60 ribu per hari.
Ia tidak mematok harga untuk jasanya. Keikhlasan penumpang dalam memberi adalah kunci rejekinya setiap hari. Biasanya, ia mendapat tiga sampai tujuh pelanggan dalam sehari. Tak ada uang tambahan dari stasiun.
"Ndak mesti penghasilannya kalau di hari biasa. Tapi kalau mau Lebaran gini, ya Alhamdulillah," imbuh dia.
Sejumlah porter sedang menanti pelanggan, di stasiun Pasar Senen, beberapa waktu lalu. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan) |
Siswanto menuturkan pada musim mudik, dirinya bisa membawa pulang Rp100-150 ribu sehari. Namun itu tidaklah mudah, karena ia harus bersaing dengan 175 porter lainnya di Pasar Senen.
Ia, yang mengontrak rumah dengan keluarganya di Poncol Senen, Jakarta, ini menjelaskan porter biasanya bekerja dengan sistem giliran atau sif harian. Artinya, sehari masuk, kemudian keesokan harinya libur.
Selain itu, ada kewaspadaan tertentu yang harus ditaati ketika bekerja. Sebab, pekerjaan ini tetap punya risiko tinggi karena selalu dekat dengan kereta api.
"Iya, saya tahu ada kecelakaan di Stasiun Jatinegara kemarin itu," ucapnya, terkait nasib nahas seorang pramuantar yang terpeleset ke kolong kereta di Stasiun Jatinegara.Namun, ia melanjutkan, hal itu belum pernah terjadi di Senen. "Di sini aman-aman saja kok," imbuh dia.
Siswanto berharap kejadian serupa tak akan pernah terjadi di tempatnya bekerja.
Terkait upaya mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, pihak stasiun memberi pedoman yang harus disepakati oleh setiap porter.Humas DAOP I KAI Edi Kuswoyo mengatakan setiap orang yang melamar menjadi porter harus berjanji menjaga kebersihan stasiun, ketertiban, dan bancik atau tangga naik turun kereta.
"Porter juga wajib menunggu kereta berhenti. Dilarang memasang tarif tinggi ke penumpang. Wajib membantu keamanan stasiun," kata Edi saat ditemui CNNINdonesia.com, Sabtu (9/6). (agr/arh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar