Kisah unik kali ini tentang para bocah pemburu klakson bus.
Harianjogja.com, SRAGEN – Empat bocah laki-laki tampak duduk di tepi Jl.Raya Sukowati No.625, Sragen tepatnya di pertigaan Beloran, Rabu (18/5/2016) siang. Masing-masing sibuk menatap ke arah timur sembari menggenggam ponsel berkamera di tangan.
Mereka bersiap-siap mengabadikan gambar atau video bus yang tengah melintas. Siang itu cuaca cukup panas, jam di layar ponsel baru saja bergeser ke angka 1.
"Teko mas, teko. Bus'e teko, LP, LP," teriak salah seorang bocah sambil berlari ke arah tiga temannya. Bocah itu rupanya terlebih dahulu mengintip bus dari arah jalur lingkar selatan Sragen.
"Laju Prima ki. Bus tingkat. Jarang lewat. Isine sing ngisor barange penumpang, sing nduwur penumpange," ucap salah satu bocah yang lain, sambil mulai memotret bus yang lewat itu.
Aktivitas tersebut memang telah menjadi hal yang biasa bagi sebagian bocah dan remaja saat ini di sejumlah tempat. Fenomena bus mania mulai mewabah sejak dua tahun lalu.
"Saya mulai memotret bus lewat sejak 2014. Ikut-ikutan teman, karena ternyata asyik juga. Bus yang lewat enggak semua direkam. Paling yang unik dan jarang lewat, atau yang bersedia membagikan bunyi klakson telolet saat melintas di depan kami," kata Kelvin Nugroho, 10, salah satu pemburu foto bus kepada solopos.com, Rabu.
Siswa SD Negeri 12 Sragen itu telah mengoleksi ratusan foto maupun video berbagai perusahaan otobus (PO). Sebagian diunggahnya ke Facebook, sementara yang lain cukup menjadi koleksi di ponselnya.
"Para sopir bus sudah paham kalau ditunggu. Mereka enggak segan membagi klakson telolet hanya buat kami. Tapi kadang dalam sehari kami enggak dapat foto atau video bus satupun karena bus yang lewat sudah biasa. Misalnya, Eka, Mira, dan Sumber Kencono," kata dia.
Orang Tua Tak Melarang
Hal senada disampaikan Abdullah Mufti, 10, pemburu klakson telolet lain. Dalam sehari ia menghabiskan waktu sampai dua jam untuk nongkrong di pinggir jalan guna memotret bus yang melintas.
"Lokasinya kadang berpindah. Tapi kalau siang spot terbaik memang di Pertigaan Beloran. Karena bus dari ringroad [selatan] berbelok, bodi bus kelihatan semua saat difoto. Malamnya sih paling di depan Alun-alun Sragen. Di sana ramai, ada bangjo [traffic light] dan cukup terang," ungkap siswa SD Mojomulyo 2 Sragen itu.
Mufti memang dikenal sebagai bocah yang gigih oleh teman-temannya. Ia kerap mengejar bus berbodi unik meski aktivitas itu tergolong cukup berbahaya.
"Kadang-kadang saja kalau memang bus yang melintas itu benar-benar unik. Saya ngonthel mengejar di trotoar jadi sedikit lebih aman. Bus yang unik itu misalnya Scorpion Holiday, MCJR, atau Duta Holiday," terangnya.
Bus mania lain, Fadlan Syahrul, 15, menyebut aktivitasnya tersebut sudah diketahui oleh orang tua. Mereka tidak masalah, lantaran kegiatan memotret bus lebih positif dibanding bermain game online.
"Asal hati-hati dan enggak terlalu dekat ke jalan raya. Bisa dibilang lebih positif karena enggak menghabiskan uang saku atau sampai berbuat hal negatif," ucap siswa SMP Negeri 2 Karangmalang itu.
Pendapat serupa juga disampaikan Satria Putra Pratama, 8, siswa SD Nglorog 3 Sragen. Hasil rekaman video bus yang berhasil ditangkapnya justru ia perlihatkan ke orang tua.
"Saya enggak punya Facebook, jadi saya rekam terus kasih liat ke bapak, ibu, dan teman-teman. Kalau libur saya bisa dapat lima gambar bus karena dari pagi sampai sore nongkrong. Tapi kalau hari biasa paling dua gambar. Saya senang merekam gambar bus karena termasuk kegiatan rekreasi," kata dia saat dijumpai di tepi Jl.Raya Sragen-Pilangsari, Rabu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar