Minggu, 19 Maret 2017

Jenny Jusuf, Kisah Hidup Penulis Naskah Film Ini Sedramatis Tokoh Novel


Foto: Alex Lalisang

Debutnya sebagai penulis skenario film langsung diganjar penghargaan bergengsi. Untuk mencapai posisi itu Jenny Jusuf telah mengasah kemahiran menulis dengan menekuni hampir semua lahan yang berhubungan dengan tulis-menulis, dari menjadi penerjemah, penulis buku, jurnalis, hingga penulis naskah televisi.

Bukan Penulis Instan
Jenny tak menyangka saat namanya disebut sebagai pemenang penulis skenario adaptasi terbaik dalam Film Festival Indonesia 2015 lewat film Filosofi Kopi. Meski berpengalaman menulis skenario untuk televisi, ini adalah karya pertamanya dalam menulis skenario film. Kerja kerasnya mendalami dan mengembangkan karakter dari cerita pendek menjadi sebuah skenario film berdurasi hampir dua jam, terbayar.

Sejak menerima tawaran pada tahun 2011, ia segera melakukan riset dan banyak berdiskusi dengan Dewi Lestari, penulis cerita pendek tersebut, hingga akhirnya selesai pada tahun 2014. Perjalanan yang panjang itu berakhir bahagia, sebahagia kisah tokoh utamanya. Bukan cuma satu, ia juga meraih Piala Maya 2015 dan penghargaan sebagai Penulis Naskah Film Terbaik dalam Bandung Film Festival 2015.

"Penghargaan bagi saya adalah sebuah bonus dan pengakuan. Kesuksesan Filosofi Kopi awalnya sedikit membuat waswas, tapi saya lantas sadar bahwa saya menulis karena mencintai pekerjaan ini. I love scriptwriting so much I would do it without getting paid. Saya menulis karena rasa cinta 'mengharuskan' saya untuk menulis. Setelah sampai di titik ini, pengakuan, penghargaan dan kesuksesan tidak lagi menjadi beban," ujar penggemar penulis naskah Richard Linklater, yang menulis naskah film Before Sunrise, Before Sunset, dan Before Midnight itu.

Bagi wanita kelahiran 30 Januari 1984 ini, merangkai cerita dan kata-kata adalah napas hidupnya. Ia nyaris tak pernah lepas dari berbagai jenis bacaan sejak bisa membaca pada usia 2,5 tahun. Sebagaimana anak SD, ia pun mulai belajar menulis. Saat remaja, menulis menjadi hobi gadis berkacamata minus 5 ini. Ia memberanikan diri mengirim naskah ke berbagai lomba menulis, majalah, dan penerbit. Naskah pertamanya dipublikasikan di majalah remaja Cerita Kita tahun 2006, dan tahun 2008 ia menerbitkan kumpulan cerita pendek dalam buku berjudul VAJRA.  

Walau tak sempat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, ia begitu semangat mengasah kemampuan dengan menjajal berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan tulis-menulis, seperti penerjemah, blogger, editor buku di penerbit Bentang, dan jurnalis di NGO iklimkarbon.com.

"Orang suka mengira saya penulis naskah instan, padahal saya mulai menulis sejak tahun 2010 dari penulis naskah televisi Sketsa dan Oh Ternyata, serta sinetron Putih Abu-Abu," ujar penggemar makanan berkeju ini. Tahun 2015 ia juga sempat menerbitkan buku Eat Play Leave: Kisah Bule-Bule Bali berdasarkan pengalaman dan pengamatannya sejak tinggal di Bali, 4 tahun belakangan ini.

Bisa dibilang, ia tengah menikmati pekerjaan menulis skenario film, yang menuntutnya untuk bisa menyelami dimensi karakter-karakter sebagai 'aktor pertama' dari cerita tersebut, berusaha melihat dari sudut pandang seorang produser, sutradara dan editor, dan mengira-ngira perspektif penonton. Semua terasa sangat menarik baginya.

"Menulis Critical Eleven bisa dibilang pengalaman menulis saya yang paling menantang sejauh ini, karena saya harus bisa menyelami dimensi karakter-karakter yang sudah menikah dan menantikan kehadiran anak. Dua hal yang sama sekali belum pernah saya alami," jelasnya, bersemangat.
Seperti saat menulis Critical Eleven, impiannya untuk bisa bekerja sama dengan dua aktor favoritnya, Reza Rahadian dan Adinia Wirasti, pun terwujud. "Critical Eleven tidak hanya memberikan saya pengalaman yang amat menantang, tapi juga seorang teman karib," jelasnya penuh semangat, tentang pertemanannya dengan Ika Natassa.

Di tengah kesibukannya menulis naskah ia juga sedang mempersiapkan workshop mengenai penulisan skenario, bekerja sama dengan sebuah start up bernama Writing Table. "Inginnya, sih, tahun ini mulai menulis novel, kalau ada waktunya," katanya.

(Klik halaman di bawah untuk melanjutkan membaca)
 

Nuri Fajriati


Topic

#wanitahebat

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search