Kisah inspiratif berikut mengenai pengusaha muda yang memiliki sejumlah cabang di beberapa kota.
Harianjogja.com, JOGJA — PT Ramesia Mesin Indonesia lahir atas keuletan Ario Pandu Witular. Pria 30 tahun yang tak lain adalah Direktur Utama perusahaan distributor mesin-mesin usaha ini memiliki perjalanan cerita yang panjang hingga akhirnya ia bisa menikmati sukses di usianya yang masih muda.
Sebelum akhirnya meretas bisnis di bidang penjualan mesin-mesin usaha seperti mesin es krim dan mixer, ia lebih dulu memulai usaha dengan berjualan es krim. Saat duduk di semester 4 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), ia menekuni bisnis itu sebagai tambahan uang saku.
Suatu ketika mesin pembuat es krim miliknya rusak dan harus diganti. Salah satu orang sempat menawarkan mesin es krim seharga Rp21 juta. Namun, di sebuah toko, ia bisa mendapatkan harga Rp15 juta. "Selisihnya banyak sekali, akhirnya saya ikut jualan mesin-mesin itu. Saya jadi reseller," katanya saat ditemui seusai meresmikan kantor cabang Ramesia ke-7 di Jl. Taman Siswa No.27 D, Senin (23/1/2017).
Saat itu toko mesin usaha yang menyediakan mesin es krim juga masih sulit. Hal itupun menjadi peluang baginya untuk menyuplai mesin es krim kepada para pengusaha minuman.
Permintaan mesin usaha yang datang kepadanya cukup banyak. Sebulan ia bisa menjual 40 unit mesin usaha dengan keuntungan sekitar Rp50 juta. Dengan keuntungan sebesar itu di usianya yang masih cukup muda, ia semakin memantapkan diri untuk menjadi enterpreneur mandiri yang tidak ingin terikat dengan berbagai kontrak ala perusahaan. Meski awalnya ia sempat berpikiran menjadi lawyer, tetapi akhirnya keinginannya itu tersingkir saat melihat hasil berjualan mesin usaha yang jauh lebih menguntungkan.
Toko Ramesia pun akhirnya resmi berdiri pertama kali di Kota Depok pada 2012. Statusnya bukan lagi sebagai reseller tetapi sebagai importir resmi mesin-mesin usaha dari China dan Taiwan. Mesin usaha yang banyak ia jual adalah mesin es krim. Mesin es krim tiga tuas ia jual sampai Rp15 juta per unit.
Sampai saat ini, suami Mega Maysa dan bapak dari Almer Witular ini sudah berhasil membuka cabang di tujuh kota, di antaranya Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung,, Surabaya, dan terakhir Jogja. "Inginnya ke depan bisa mengembangkan sampai 15 cabang. Tahun ini ingin nambah di dua tempat Denpasar dan Balikpapan," katanya.
Ario mengatakan, bisnis yang ia geluti ini ingin memudahkan para start up di bidang kuliner dalam menjalankan bisnisnya. Ia melihat Jogja adalah salah satu kota yang memiliki start up kreatif cukup banyak. Pola pikir mereka juga sudah berubah. Dari mental pekerja menjadi mental pemberi kerja.
Tidak sedikit kaum muda yang berkumpul dan menyatukan modal untuk membuka kafe. Mereka seakan ingin menjadi alternatif bagi orang-orang yang ingin menikmati makanan dan minuman ala kafe namun dengan budjet yang minim. "Nah mesin-mesin Ramesia ini akan membantu menyuport mereka karena harga kami terjangkau," katanya.
Menurutnya, kehadiran keluarga adalah penyemangat baginya. Sang ibu yang sejak awal mendukung, tak habis-habisnya mendampingi Ario kemanapun usahanya dibuka. "Semoga usaha anak saya ini semakin berkembang," tutur Sri Murningsih, ibunda Ario yang turut hadir saat peresmian Ramesia di Jogja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar