
DEPOK - Aaliyah Haider kecil masih belum memahami mengapa teman-teman sekolahnya begitu jahat. Tidak hanya mengolok-olok, mereka juga mengucilkannya.
"Saya tidak punya teman, dan ketika itu tidak mengerti apa itu bullying," ujar Aaliyah, dalam seminar Tedx Lazuardi School Cinere Depok, Senin (16/5/2016).
Pengalaman tidak menyenangkan ini bermula saat Aaliyah pindah dari Malaysia ke Indonesia. Ketika itu, dia masih duduk di kelas dua SD. Siswa lain di sekolah baru kerap mengolok-olok Aaliyah. Bahkan begitu kuatnya olok-olok tersebut, dara kelahiran Malaysia, 31 Agustus itu tidak punya teman di masa-masa adaptasinya.
"Dampaknya terasa hingga saya duduk di kelas lima. Bullying itu sikap diskriminatif. Betul-betul membawa dampak buruk di hidup saya," kenang Aaliyah seraya menyebut dia menjadi pendiam, tidak percaya diri dan tidak nyaman dengan lingkungan sekitarnya.
Kini, Aaliyah sudah beranjak remaja. Siswi kelas VIII itu pun telah memahami bullying dan dampak yang dapat dirasakan para korban. Dia menyebut, bullying, dalam jenis apa pun baik itu verbal maupun fisik, tetap menimbulkan efek negatif.
"Bikin kita enggak fokus belajar," tegasnya.
Bahkan, kata Aaliyah, 160 ribu remaja malas datang ke sekolah karena di-bully. Perasaan itu pula yang menyelimuti Aaliyah saat menjadi korban bullying.
"Bagaimana bisa bertahan jika kita sudah merasa enggak nyaman," ujar cewek yang bercita-cita menjadi chef dan ilmuwan ini.
Bullying, kata dia, juga sering dilakukan secara kelompok menindas satu siswa. Belum lagi saat ini bully disampaikan melalui dunia cyber yang bisa membuat korbannya tidak nyaman.
"Misalnya, ngepost foto selfie di Instagram lalu di-bully banyak haters. Kalau enggak kuat, maka mereka akan terus menindas, tergantung juga apakah nantinya korban akan dendam atau tidak," pungkasnya.
Ikuti Try Out SBMPTN 2016 Okezone pada Senin, 23 Mei di Gedung SMESCO. Info lengkap klik laman tryout.okezone.com. Segera daftar, banyak hadiah menarik menanti!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar