SYDNEY, KOMPAS.com - Pada tahun 1935, kembar identik, Dulcie Grose dan Nancie Varley, mengirim surat ke sebuah stasiun radio di Sydney, Australia.
Hal itu mereka lakukan, setelah sang penyiar yang biasa disapa Aunty Val, menawarkan diri untuk membawa surat mereka ke Los Angeles, dan dipertemukan dengan sahabat pena.
Saat ini, 80 tahun berlalu, kakak-beradik kembar ini masih bertukar surat. Sahabat pena mereka pun ternyata saudara kembar, Barbara dan Beatrice.
"Saya punya satu kardus karton sangat besar yang penuh dengan surat dan foto-foto yang dikumpulkan selama 80 tahun," tutur Nancie.
"Itu bacaan yang sangat menarik, terutama saat kami masih kecil. Surat pertama menanyakan kepada saya, apakah saya tahu Shirley Temple? Dan tentu saja saya tahu," kenangnya.
Nancy menyambung, "Surat-surat itu sangat menarik, terutama selama tahun-tahun perang."
Dulcie dan Nancie pertama kali bertemu Barbara dan Beatrice di Sydney, 50 tahun setelah mereka pertama kali bertukar surat.
"Kami punya begitu banyak foto-foto mereka, dan ketika mereka muncul di bandara saya langsung mengenali mereka. Kami masih terus bertukar surat. Saya menerima tiga surat pada bulan lalu," kata Dulcie.
Tradisi menulis surat diteruskan ke anak
Terinspirasi oleh bakat ibu dan bibi-nya dalam menulis surat, putri Dulcie, Heather Archbold, juga menjadi sahabat pena dari putri Beatrice, Gail, sejak keduanya berusia delapan tahun.
Heather dan Gail telah saling bertukar surat selama 50 tahun. Meski mereka sempat kehilangan kontak, mereka terhubung kembali ketika email dan Facebook.
"Kami punya kehidupan yang mirip," ujar Heather.
"Kami berdua ikut Pramuka, kami berdua menjadi guru sekolah dasar dan bahkan sama-sama menugaskan murid kami untuk menulis surat kepada satu sama lain di tahun 1970, dan kami berdua bekerja di layanan disabilitas," ucap dia.
Selanjutnya, kata Heather, internet membuat silaturahmi menjadi instan.
Generasi ketiga pertahankan tradisi menulis
Keluarga penulis surat ini telah berkembang ke generasi ketiga. Kathy Herbert -putri Heather, pun berteman dengan menantu Gail, yang bernama Tara.
Meski Kathy dan Tara belum berkomunikasi lewat surat, mereka terus berhubungan dekat di Facebook, dan bertemu untuk pertama kalinya di Kanada beberapa tahun yang lalu.
Kedua perempuan ini sama-sama dikaruniai bayi tahun ini -hanya berbeda beberapa bulan.
"Anda tak pernah tahu, mereka (anak-anak) mungkin ingin tetap berhubungan. Ada sesuatu yang khusus tentang aktivitas menulis surat," kata Kathy.
"Akan bagus jika kita kembali ke masa itu, tapi tentu tak banyak dilakukan sekarang ini. Hal terbaik berikutnya adalah untuk tetap berhubungan melalui internet," ungkap dia.
Sementara Nancie berpendapat, seni dari menulis surat telah ketinggalan jaman. "Facebook dan email mungkin menjadi metode komunikasi standar era ini," ungkap Nancie.
"Saya hari ini juga berpikir bahwa mereka tak tahu pula bagaimana mengeja dengan baik. Itu adalah topik yang sangat kuat ketika kami masih sekolah -Anda harus tahu tata bahasa Anda," sambungnya.
Nancie tertawa terbahak-bahak ketika ditanya apa rahasianya untuk menjaga sahabat pena selama 80 tahun. "Menjawab surat anda," sahut dia pendek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar