KENTUCKY - Muhammad Ali, ikon dunia tinju asal Amerika Serikat (AS) kini sudah tiada. Pemegang tiga gelar juara dunia kelas berat tersebut menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Phoenix, Arizona, Amerika Serikat pada Jumat 3 Juni 2016 waktu setempat atau Sabtu 4 Juni 2016 pagi WIB.
Muhammad Ali dikabarkan meninggal karena gangguan pernapasan. Selain, menderita gangguan pernapasan, Muhammad Ali juga mengidap parkinson selama lebih dari 30 tahun.
Setelah meninggal Ali tidak hanya meninggalkan segudang prestasi di dunia tinju, tetapi juga sejumlah kenangan yang tentunya menginspirasi banyak orang, salah satunya melalui pembangunan Muhammad Ali Center.
Pembangunan Muhammad Ali Center diinisiasi oleh Ali dan istrinya, Lonnie. Pasangan ini pun menggandeng Lee H. Skolnick Architecture and Design Partnership (LHSA + DP) untuk merancang bangunan tersebut.
Muhammad Ali Center dibangun untuk menghormati prestasi Ali dan sejumlah cerita kehidupannya untuk dijadikan pelajaran yang menginspirasi banyak orang untuk menjadi "best me possible".
LHSA + DP dipilih untuk mengembangkan konsep, rencana institusionalnya, dan rancangan beragam fasilitasnya. Rancangan LHSA + DP menghasilkan bangunan seluas 8.639 meter persegi, yang meliputi museum, pusat toleransi dan pemahaman, sebuah hall of fame olahraga, sebuah komemoratif arsip Ali, dan juga pusat belajar.
Selain itu, Muhammad Ali Center dilengkapi dengan pusat hiburan, tempat pendidikan dan rekreasi. Tempat itu terletak di depan sungai di pusat kota Louisville, Kentucky, Amerika Serikat.
Desain interior dari museum membentuk sebuah narasi yang akan membawa pengunjung ke dalam busur dramatis kehidupan Muhammad Ali, dari masa kecil di Louisville hingga menjadi petinju dengan gelar tiga kali juara tinju dunia kelas berat, hingga keterlibatannya dalam politik dan perannya sebagai dua hak asasi manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar