Metrotvnews.com, Jakarta: Hampir di sepanjang usianya, -tak hanya di bulan Ramadan- Amir al-Mukminin Utsman ibn Affan melaksanakan ibadah puasa. Terkecuali pada hari-hari yang diharamkan Tuhan.
Telah genap 40 hari kediaman Utsman dikepung pemberontak, terhitung sejak Ramadan hingga pertengahan Zulhijah 35 Hijriah. Oleh kelompok pimpinan Abdullah bin Saba', Utsman diultimatum dua perkara; melepaskan jabatan sebagai khalifah atau mati. Bijaknya, sahabat sekaligus menantu Nabi yang digelari sapaan Zun Nurain ini lebih memilih untuk bertahan dan enggan melawan. Di hatinya, akan lebih elok jika persoalan ini tak disertai dengan pertumpahan darah.
Jelang waktu sahur tiba, Abu Hurairah mendatangi rumah Utsman. Ia bermaksud menunaikan pesan khalifah agar berkenan membangunkannya dari tidur agar bisa sedikit bersantap karena hendak melanjutkan puasa di esok harinya.
"Wahai Amir al-Mukminin, semoga Allah merahmatimu. Bangun dan makan sahurlah," ucap Abu Hurairah berbisik.
Sahabat Utsman terbangun, dengan sedikit murung ia berucap: "Subhanallah, wahai Abu Hurairah. Rupanya engkau telah memotong mimpiku. Di dalam mimpi aku bertemu Rasulullah SAW dan beliau bersabda: "Besok, engkau akan berbuka puasa bersama kami."
Keesokan harinya, tersiar kabar khalifah Utsman terbunuh. Beberapa pemberontak berhasil masuk ke dalam rumah dan menusuknya dari belakang di saat khalifah sedang membaca Alquran. Utsman bin Affan syahid. Kerinduannya berjumpa Rasulullah Muhammad terpenuhi.
Sumber: Disadur dari hadits riwayat Imam Ahmad
(SBH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar