Senin, 08 Agustus 2016

Di Balik Sendu dan Gempita, Kisah Tapis Lampung dan Mahkota Siger di Olimpiade 2016

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - ACARA pembukaan Olimpiade Rio 2016 yang digelar hari Jumat (5/8) waktu setempat (Sabtu pagi waktu Indonesia) telah usai dilaksanakan. Ada sepenggal kisah menarik dari aksi defile kontingen Indonesia yang ikut turun di Rio de Janeiro. Kain tradisional asal Lampung, Tapis, menuai pujian di perhelatan internasional.

Pada pawai pembukaan tersebut, diketahui terdapat tujuh atlet yang ikut ambil bagian beserta sejumlah official dalam rombongan defile. Tujuh atlet merepresentasikan kontingen Indonesia yang turun dalam tujuh cabang olahraga. Jika dilihat sepintas mungkin tidak ada yang menarik dari rombongan Indonesia.

Kehadiran atlet lompat jauh Mario Londa yang diplot sebagai pembawa bendera memang cukup memukau. Menggunakan pakaian kebaya putih dan kain emas dengan sanggul khas Bali, Londa memimpin rombongan Indonesia.

Tapi bukan di situ kejutan yang diberikan rombongan Indonesia.
Justru persembahan terbaik muncul setelah Londa berjalan terlebih dahulu sebagai pemimpin. Adalah sosok Yessy Yosaputra (atlet renang) dan Rio Akbar (atlet sepeda BMX) yang menyedot perhatian.

Keduanya tampil memukau dalam balutan busana tradisional modifikasi yang dibuat dari kain tapis. Bukan itu saja, mahkota siger yang menjadi ciri khas pakaian adat masyarakat Lampung "memaksa" ribuan pasang mata memerhatikan Yessy.

Adalah Eka Tjandra, desainer muda Indonesia yang merancang kostum nasional Indonesia dalam perhelatan tersebut. Mengangkat tema warrior atau pejuang, Eka Tjandra menilai Tapis cocok digunakan sebagai pakaian yang mewakili semangat perjuangan atlet Indonesia di Olimpiade.

"Tapis aku ambil karena kain ini menarik, unik dan megah," ujarnya kala dihubungi Tribun, Sabtu (6/7) malam.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search