LOCARNO, KOMPAS.com – Penggalan kisah kehidupan penyair dan aktivis Wiji Thukul disaksikan ratusan penikmat film di Locarno, Swiss, kemarin Selasa (9/8/2016).
Film Istirahatlah Kata-kata yang disutradarai oleh Yosep Anggi Noen (33) terinspirasi berdasarkan riwayat Wiji Thukul ketika menghindari kejaran apparat pasca-peristiwa 27 Juli 1996.
Setelah peristiwa penyerangan kantor DPP PDI, 27 Juli 1996, Wiji pergi menuju Pontianak, Kalimantan Barat.
Secara resmi dilaporkan hilang pada 2000, Wiji Thukul hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya. Ada sejumlah aktivis lain yang juga hilang pada akhir 1990-an dan sampai saat ini keberadaan mereka tak diketahui.
Wartawan Kompas, A Tomy Trinugroho, dari Locarno melaporkan, Istirahatlah Kata-kata diputar di Gedung La Sala, Locarno.
Setelah film diputar, digelar tanya jawab antara audiens dan sutradara film itu, Anggi. Pemeran isteri Wiji Thukul (Siti Dyah Surijah alias Sipon), yakni Marissa Anita, dan produser Yulia Evina Bhara juga mengikuti acara tanya jawab.
Anggi menjelaskan, saat terjadi pergantian rezim pada 1998, dirinya masih duduk di sekolah menengah pertama.
Sehingga ia tidak bersentuhan langsung dengan dinamika kaum muda yang pada saat itu melakukan gerakan menentang penguasa.
"Saya merasa berutang dengan mereka, terutama dengan mereka yang hilang. Kondisi kita yang sekarang lebih demokratis dan bebas, bagaimanapun, merupakan buah dari upaya mereka," kata Anggi.
Atas dasar semangat itu, ia memutuskan untuk membuat film yang terinspirasi dari penggalan kehidupan Wiji.
Sedangkan Yulia mengatakan, film ini dibuat sebagai bagian dari upaya merekam sejarah. Sebab, selama ini banyak kisah pada masa lalu yang belum tercantum dalam buku sejarah.
"Film ini dibuat agar kita terus belajar dari sejarah. Generasi kita patut tahu bahwa buku sejarah yang ada belum lengkap," kata Yulia atau Ebe.
"Kita berkewajiban menuliskannya dan terus mengingatnya. Puisi-puisi Wiji Thukul adalah penanda jaman yang sangat nyata," ujarnya.
Namun, menurut Anggi, film dibuat tidak dengan menggunakan pendekatan "kepahlawanan" Wiji, melainkan sisi personal yang mungkin tidak terlalu banyak diketahui.
Dalam Istirahatlah Kata-kata, sosok Wiji diperankan oleh Gunawan Maryanto.
Film itu bersaing dengan 14 film lain dari berbagai negara di kategori "Concorso Cineasti del presente".
Film-film itu antara lain Akhdar yabes (sutradara Mohammed Hammed, Mesir), I Had Nowhere to Go (Douglas Gordon, Jerman), dan Donald Cried (Kris Avedisian, Amerika Serikat).
Kategori "Concorso Cineasti del presente" disediakan bagi satu atau dua film panjang pertama karya sutradara dari bebagai negara.
Film-film ini dapat berbiaya rendah, fiksi atau dokumenter, tetapi memiliki kesamaan yakni memiliki sudut penuturan yang sangat khas.
Pada empat tahun lalu, Anggi juga mengirimkan film panjangnya, Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya, ke Festival Film Internasional di Locarno, untuk kategori yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar