Selasa, 23 Agustus 2016

Pawai Festival Kesenian Yogyakarta 2016 Dimeriahkan Kisah Nyi Roro Kidul

Kontingen dari kabupaten Gianyar, Bali, mempersembahkan tarian yang mengisahkan legenda Nyi Roro Kidul pada Selasa (23/08) di jalan Malioboro, Yogyakarta. Tarian ini merupakan bagian dari pawai pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta ke-28.


Yogyakarta, Indonesia - www.gudeg.net. Pawai menyambut pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) ke-28 semakin menarik saat kontingen dari kabupaten Gianyar, Bali tampil mengisahkan legenda Nyi Roro Kidul lewat tarian. Terbukti bahwa budaya mampu menjadi ruang pertemuan manusia dari berbagai wilayah yang berbeda.

Dalam sambutannya gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Selasa (23/08) mengatakan bahwa dalam era kekinian, budaya menjadi locally respected. Penggagas FKY ke-28 yang mengusung tema Masa Depan, Hari Ini Dulu mencoba meneropong masa depan dari hari ini.

"Apa yang terjadi di masa mendatang ditentukan hari ini," katanya. "Jalan untuk mencapai tujuan itu bisa melalui kebudayaan." Ia juga menyampaikan rasa salut kepada anak-anak muda yang sampai hari ini masih memperjuangkan kebudayaan.

Festival kesenian ini diikuti sekitar 38 kontingen yang berasal dari dalam dan luar provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut data yang diperoleh tim gudeg.net berturut-turut ada Huaton Dixie, Badut Tedjo, Sanggar Sari Budaya, Genduk Manis Entertainment, Jurusan Tata Busana UNY, Kesenian Badui Satria Tama, SMA Kesehatan Bina Tama, Arak-Arakan Garuda Kabupaten Kulon Progo, PLT Bagong Kusudiaharjo serta Komunitas Capoeira-Sensala Jogja.

Kelompok lainnya Joglos Inline Skate Community, Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Nusantara, Sanggar Tayub Mekar Sari, Gemamaya, Kabupaten Gianyar, Bali, Provinsi Sumatera Utara, kelompok Barongsai Isakuiki, Komunitas Melanesia, Patrol Jember, Topeng Ireng Simo Merapi, Sanggar Anak Saraswati, Desa Panggungharjo, Komunitas Samping Etno, Ayu Permata Dance Company, Perkusi Gage, Dusun Nawungan, KusTomfest, The Magic Gedroek, Detasemen Cobra Airsoftgun, Jathilan Krido Taruna, serta Jogja Bay.

Menurut publikasi acara yang dihadiri gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X itu dimulai pukul 15.00 WIB sampai 17.00 WIB. Namun sampai pukul setengah empat sore kendaraan bermotor masih melintas jalan Maliboro. Menjelang pukul empat sore barulah area bersih dan pawai dimulai.

Pawai itu semakin menarik saat kontingen dari kabupaten Gianyar, Bali tampil. Kelompok yang diketuai kadek dan beranggotakan 90 anggota itu menampilkan kisah Nyi Roro Kidul melalui tarian indah. Digambarkan penguasa ratu pantai Selatan itu duduk di atas kursi dan dipanggul beberapa orang.

Dayang-dayangnya menari menggunakan kipas berwarna biru di depan sang ratu. Penampilan yang berdurasi itu menceritakan berbagai konflik yang terjadi antar manusia. Lalu, kehadiran Nyi Roro Kidul menjadi "oase" dan kerinduan mereka yang bertikai. Ia menyampaikan pesan moral terutama kepada pemimpin agar memiliki sikap adil dan bijaksana.

Peserta pawai yang bergerak dari jalan Abu Bakar Ali itu melewati jalan Malioboro lalu berakhir di Taman Budaya Yogyakarta. Setelah kegiatan yang berakhir hampir pukul tujuh malam itu dilanjutkan dengan upacara pembukaan di taman kuliner Condong Catur, Yogyakarta. Kegiatan FKY sendiri berlangsung selama 18 hari, mulai 23 Agustus dan berakhir pada 9 September 2016.

Editor: Albertus Indratno

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search