Laporan Wartawan Bangka Pos Nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Dai KH Hasan Basri Tanjung mengaku terharu mendengar perjuangan Bupati Bangka H Tarmizi Saat ketika bersekolah di Yogjakarta menjadi marbot masjid. Dirinya juga mempunyai pengalaman yang sama menjadi marbot masjid ketika merantau ke Jakarta.
"Saya terharu karena beliau pernah jadi marbot masjid di Yogja. Saya juga jadi marbot masjid di Jakarta, sama jadi marbot, cuma beda nasib beliau jadi bupati saya jadi penceramah," ungkap Hasan tersenyum saat membuka tausyiahnya pada Tablig Akbar yang digelar Pengurus Masjid Agung Sungailiat, Sabtu (8/10/2016) malam di Masjid Agung Sungailiat.
Diakuinya, ia juga sama menderitanya dengan Tarmizi saat merantau merasakan bagaimananya rasa lapar. Namun pantang baginya untuk menyerah dan pulang ke kampung halaman.
"Bupati jadi marbot karena makanpun susah. Saya juga merasakan bagaimana menahan lapar tapi pantang pulang kampung, mainkan. Ini perlu diajarkan kepada anak-anak kita jangan mudah menyerah, dari marbot bisa jadi bupati. Semoga pak bupati tetap amanah dalam menjalankan tugasnya," doa dai dengan logat Medan ini.
Ia juga masih mengingat bagaimana dulunya saat bersekolah di Medan ada orang tua yang memberinya sedekah kepadanya uang Rp 1.000. Uang tersebut amat berarti untuknya, maka dari ilmu yang didapatkannya ia terus berdoa agar orang tersebut selalu dilimpahkan rezekinya oleh Allah SWT.
"Jangan sampai anak miskin tak sekolah, berdosalah kita," pesan Hasan.
Menurutnya, jika ada anak yatim duafa yang ingin sekolah di Bogor, silahkan kirim ke pondok pesantren miliknya.
"Kirimkan asal hapal satu jus Al Qur'an bisa bersekolah di tempat saya," ungkap Hasan.
Pada kesempatan ini ia memuji penampilan para siswa dari Madrasah Diniyah Masjid Agung Sungailiat yang membacakan Al Qur'an. Menurutnya anak-anak perlu ditanamkan sejak dini agar bisa dan menjadi hafizh Al Qur'an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar