
Situs Eyang Prabu Waseh di Kecamatan Cijulang, Pangandaran. Foto/KORAN SINDO/Syamsul Maarif
Salah satunya saat tergelincirnya pesawat latih jenis Cessna 172 PK-IUA milik sekolah penerbangan Bandung Pilot Academy (BPA) di Bandara Nusawiru Kecamatan Cijulang, Pangandaran, Jumat 3 Mei 2013 yang menyisakan cerita mistis.
Warga setempat menilai waktu terjadinya kecelakaan itu merupakan hari Tatar Galuh. Salah satu penyebab terjadinya insiden pesawat Cessna yang dipiloti warga Bandung Rudi Herwin Cahyadi itu dipercaya akibat teguran mahluk gaib.
Salah satu tokoh spiritual asal Cijulang Abah Kundil menyebutkan pesawat Cessna yang tergelincir itu sebagai teguran.
"Kejadian yang dialami pesawat Cessna kemarin itu, mungkin salah satu teguran dari penunggu atau lelembut Bandara Udara Nusawiru yang disebut tempat makam keramat Eyang Prabu Waseh yang berada di sebelah kanan bangunan Bandara," katanya.
Di situ, kata dia, terdapat sumur serta pohon wareng yang dilingkari oleh tembok, konon itu merupakan tempat berkumpulnya kerajaan para lelembut.
Menurutnya, bentuk teguran dari Eyang Prabu Waseh, karena pilot terus tetap melakukan aktivitas latihan terbang pada waktu menjelang salat Jumat.
Selain sebagai Bandara, di daerah Nusawiru terdapat situs cagar budaya yang hingga saat ini dikeramatkan oleh warga setempat, dalam uga atau terawangan orang tua dahulu dalam buku sejarah Kacijulangan tersirat warga Cijulang merupakan keturunan Sunan Raja Mandala.
Abah Kundil mengatakan, Sunan Raja Mandala merupakan salah satu keturunan Kerajaan Pajajaran dan dikaruniai lima anak laki-laki, diantaranya, Nini Gede Aki Gede atau Sembah Gede, Jang Pati, Jang Singa atau Maung Panjalu, Jang Raga, Jang Langas atau Sembah Agung.
"Semua anaknya disebar diutus ke berbagai daerah untuk mengembangkan Agama Islam. Nini Gede Aki Gede diutus oleh Sunan Raja Mandala ke wilayah Banyumas, Purwokerto yang waktu itu masuk wilayah kerajaan Galuh, di Banyumas Purwokerto tepatnya di Baturaden yang cirinya ada keramat maqom Batire Raden atau teman Raden," kata Abah Kundil.
dibaca 422x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar