Minggu, 13 November 2016

Kisah Nasrul, Kakek yang Sudah 43 Tahun Jadi Fotografer Jalanan

TABLOIDBINTANG.COM -

Pria berusia 76 tahun ini bernama Nasrul. Sehari-hari ia mangkal di pinggir jalan di daerah Kuningan, Jakarta Selatan.

Di bawah terik panas, lelaki tua berpakaian lusuh tersebut pantang menyerah menawarkan jasa foto pada orang yang lalu lalang. 

Rabu (2/11) Bintang mendapati Nasrul di depan gedung OCBC NISP, Kuningan. Lelaki asal Padang, Sumatera Barat, ini kerap berbicara dalam bahasa dan aksen daerahnya. Walau terkadang menggunakan bahasa Indonesia, omongan Nasrul sering kali sulit dipahami. 

Nasrul bercerita, menjadi fotografer jalanan sudah dijalaninya selama 43 tahun.

Dari tahun 1973 berjalan keliling komplek mencari orang yang mau difoto, sampai akhirnya ia mangkal di pinggir jalan, atau di area parkir pertokoan sambil menghampiri orang-orang dan menawarkan jasanya, "Mau difoto? Cuma 20 ribu saja." Entah berapa tarifnya di tahun 1970-an, 1980-an, 1990-an, Nasrul tak dapat menjawabnya. 

"Tahun 1970-an orang masih suka difoto. Sekarang susah. Kejam. Lebih kejam dibandingkan zaman Belanda dulu," katanya.

Terkadang seharian mangkal di jalan tidak dapat rezeki sama sekali.

"Paling banyak dalam sehari ada 3 orang yang difoto. Tapi kadang enggak ada sama sekali."

Nasrul tetap tabah. Tidak mau mengemis. "Biarlah. Lapar, ya ditahan sendiri. Tak mau meminta". 

Kisah Nasrul, Kakek yang Sudah 43 Tahun Fotografer Jalanan (Vallesca/tabloidbintang.com)

zoom

Kadang ada yang kasihan pada dirinya, minta difoto dan membayarnya, tapi tak pernah kembali mengambil hasil fotonya. Sampai hari ini ada sekitar 2.000 lembar foto yang tak pernah diambil oleh orang yang dipotret Nasrul.

"Itu orang-orang yang mau menolong saya saja mungkin," ucap Nasrul. 

Nasrul sebatang kara di Jakarta.

"Tak ada yang mau dengan orang yang tak punya duit. Sendiri saja. Tak ada teman. Tak ada saudara", ungkapnya lirih.

Pertama Datang ke Jakarta Diculik Gerombolan Pemberontak

Menurut penuturannya, Nasrul tiba di Jakarta pada 1953.

"Saya diculik oleh pemberontak masa itu dari kampung halaman dan dibawa ke Jakarta. Hidup tak jelas". 

Di tahun 1970-an banyak tukang foto keliling, dia lantas mencoba profesi ini.

"Dulu ada orang kasih saya kamera bagus, katanya biar laku. Lalu ada orang jahat mencuri kamera itu. Saya mengumpulkan uang lagi, sampai bisa beli kamera bekas ini di Pasar Baru," kata Nasrul rujuk pada kamera Nikon D60 yang kini digunakannya. 

(val/gur)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search