Reuters, CNN Indonesia
Sabtu, 10/12/2016 23:50 WIB
Artikel belum tersedia
Sebuah gedung kosong bekas markas badan keamanan sosial Brasil di Sao Paulo biasanya dihuni oleh para tuna wisma. Namun belakangan, gedung tersebut menjadi atap perlindungan bagi komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). (REUTERS/Nacho Doce)
Teflon (19 tahun) membersihkan sampah bersama anggota komunitas LGBT. Mereka menempati rumah perlindungan di Sao Paulo atas ajakan aktivis Front in the Fight for Housing, lantaran selama ini kerap mendapat perlakuan diskriminatif dan intimidasi. (REUTERS/Nacho Doce)
Rodrigo (kiri, 26 tahun) dan Wam (24 tahun), sesama anggota komunitas LGBT, membereskan selimut di rumah perlindungan di Sao Paulo. Meski Brasil sudah mengakui pernikahan sejenis sejak 2013, tapi perlakukan diskriminatif terhadap LGBT masih kerap terjadi. (REUTERS/Nacho Doce)
Wam mendekor pohon Natal dibantu David (lima tahun). Ia tinggal di rumah perlindungan di Sao Paulo bersama komunitas LGBT. Tindak kekerasan terhadap LBGT di Brasil terbilang tinggi. Menurut Amnesty International, 326 LGBT tewas pada 2014 akibat homofobia. (REUTERS/Nacho Doce)
Rodrigo (kanan), Wam (tengah) dan Teflon, anggota komunitas LGBT, bersantai di rumah perlindungan di Sao Paulo. Kasus homofobia makin memuncak di Brasil seiring seruan bernada antipati dari para pemuka kepercayaan Evangelical. (REUTERS/Nacho Doce)
Teflon (kiri) dan Jorge (31 tahun) menetap di rumah perlindungan di Sao Paulo bersama anggota komunitas LGBT. Mereka mengalami diskriminasi dan intimidasi: diusir dari rumah oleh orang tua sendiri, disebut anak setan dan diserang oleh lingkungan sekitar. (REUTERS/Nacho Doce)
Patricia (kanan) menetap di rumah perlindungan di Sao Paulo bersama anggota komunitas LGBT yang berjumlah sekitar 24 orang. Setiap hari, semakin banyak kaum LGBT yang datang ke rumah ramah ini demi mendapatkan perlindungan dari tindak diskriminasi dan intimidasi. (REUTERS/Nacho Doce)
Safira (25 tahun), salah satu anggota komunitas LGBT yang tinggal di rumah perlindungan di Sao Paulo, tampak asyik mematut diri di depan cermin. Semula, rumah ramah yang merupakan bangunan tak bertuan tersebut ditempati para tuna wisma. (REUTERS/Nacho Doce)
Rodrigo (kanan), Manauara (24 tahun, tengah) dan Vitor (21 tahun, kiri) bergaya, menampilkan pose andalan masing-masing di rumah perlindungan di Sao Paulo yang dihuni komunitas LGBT. Pada malam hari, mereka biasa berkumpul di pusat kota di Brasil itu. (REUTERS/Nacho Doce)
Ini lah rumah tak bertuan di Sao Paulo yang dijadikan rumah ramah bagi komunitas LGBT. Bangunannya memang tak terawat, namun di sinilah kaum LGBT bisa mendapatkan perlindungan dari perlakukan diskriminasi dan intimidasi oleh para homofobia. (REUTERS/Nacho Doce)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar