Rabu, 14 Desember 2016

Kisah Suster Yemi, Biarawati Katolik yang Jadi Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang

SURYAMALANG.com - Sebuah kelas yang menjadi ruang menimba ilmu bisa berfungsi juga menjadi ruang saling toleransi. Interaksi yang terjadi di dalam kelas menggambarkan tidak ada sekat apapun bagi mereka yang ingin menimba ilmu.

Meskipun dengan latar yang beragam baik suku, ras dan agama. Canda tawa justru hadir sebagai simbol kasih sayang dan saling mengenal.

Hal itu tergambar di ruang kelas Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Satu di antaranya ialah kehadiran suster Yemi Maribouk (46) yang memang menjadi pembeda. Ia adalah seorang biarawati.

Setiap pergi ke kampus, ia selalu mengenakan busana biarawati berwarna putih yang khas dengan simbol kalung sali menggantung di dadanya. Dari 25 mahasiswa di dalam kelas, memang hanya dia sendiri yang non muslim.

"Saya merasa senang dan aman. Teman-teman sangat baik," kesan suster Yemi kepada suryamalang.com, Rabu (14/12/2016).

Suster Yemi menceritakan, awalnya ia memang bertanya-tanya, apakah ia akan diterima atau tidak di UMM.

Pasalnya, ia tahu kalau UMM adalah kampus yang berbasis Islam. Namun suster Yemi menjawab sendiri keraguannya itu dengan menjatuhkan pilihah kuliah di UMM.

"Soalnya, di kampus lain belum ada kelas akhir pekan. Hanya di UMM," tambahnya.

Awal-awal kuliah, suster Yemi masih terkesan canggung. Namun seiring berjalannya waktu, kini ia bisa berbaur dengan teman-teman yang lain. Bagi suster Yemi, keakraban itu adalah simbol bahwa ia diterima.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search