Laporan Wartawan Tribun Jateng, Aditya Dwiki Sasongko
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Murah senyum dan ramah.
Kesan itulah yang pertama muncul kala bertemu dengan Wiyono (40).
Sabtu (10/12/2016), merupakan hari kedua dia berdagang di hall Setos, Jalan Petempen 294, Semarang.
Kegiatannya berjualan itu bagian dari rangkaian acara memperingati Hari Disabilitas Internasional 2016 yang berlangsung sejak sehari sebelumnya.
Sehari-hari Wiyono membuat kerajinan dari bambu di rumahnya di Desa Krajan, Kecamatan Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Kerajinan yang dia buat di antaranya mainan ethek-ethek, alat musik tiup yang mengeluarkan suara burung, gasing, dan angklung.
Dalam berkarya, dia dibantu anggota keluarga dan kerabat.
"Membuat ini pakai sistem partai, baik yang ukuran kecil maupun besar. Tujuannya agar hemat waktu dan tenaga. Supaya lebih cepat, anak-anak saya atau saudara ikut membuat. Kadang juga teman-teman sesama difabel di desa turut membantu," kata Wiyono di stan tempatnya berdagang.
Kaki kanan Wiyono lumpuh, tak bisa difungsikan untuk berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar