Kamis, 05 Januari 2017

Kisah Mantan Punggawa PSIM Tahun 90an Pencetak Pemain Muda

Laporan Reporter Tribun Jogja, Arfiansyah Panji Purnandaru

TRIBUNJOGJA.COM, WIROKERTEN - Sepak bola merupakan olahraga yang paling digemari manusia di bumi.

Tak terkecuali Indonesia, sepak bola merupakan hiburan rakyat yang paling menggembirakan. Meski harus diakui secara umum prestasi Tim Nasional (Timnas) Indonesia masih angin-anginan.

Cinta yang mendalam pada olahraga si kulit bundar ini tampaknya juga melekat pada Rofik Ismanto. Pria kelahiran Jember 7 Maret 1971 sudah menggeluti olahraga ini sejak belia.

Tercatat ia pernah membela PSIM Yogyakarta pada tahun 1992 hingga 1998. Selain itu, ia juga pernah membela panji PSS Sleman dan Persiba Bantul masing-masing satu musim.

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) ini awalnya mengaku bergabung dengan tim lokal Yogyakarta Tunas Nusa Harapan (TNH).

Bakatnya yang mengkilap membuatnya ditarik memperkuat Laskar Mataram pada waktu itu.

"Kalau orang bilang kuliah sembari main bola kalau saya main bola sembari kuliah," ujarnya tertawa, Kamis (5/1/2016).

Kecintaan pada sepak bola terus berlanjut. Selepas gantung sepatu, Rofik tidak kembali ke Jember namun justru melatih tim amatir di Desa Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul yaitu Star 83.

Kepada Tribun Jogja, Rofik pun menceritakan pengalaman menariknya melatih tim amatir tersebut.

This article passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
Recommended article: The Guardian's Summary of Julian Assange's Interview Went Viral and Was Completely False.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search