Rabu, 04 Januari 2017

Kisah Wanita Cantik Petugas P3S, Dimusuhi hingga Ditodong Pisau

Jakarta - Betugas mengamankan PMKS di Satgas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, membuat Lia Waliyah banyak menemukan pengalaman yang kurang menyenangkan. Mulai dari sumpah serapah hingga ditodong pisau, pernah dialami wanita berusia 22 tahun ini.

"Pengalaman yang tidak terlupakan ketika menjangkau PMKS yang membawa pisau saat melakukan asestment di mobil. Hampir dia menusukkan pisaunya ke saya, tapi dengan kewaspadaan dan kerjasama tim maka hal tersebut bisa dihindarkan," ujar Lia Waliyah Satgas P3S Sudinsos Jakarta Pusat, di Jakarta, Rabu (4/1/2017).

Lia menyadari, pekerjaannya itu berisiko tinggi. Sebab, setiap hari ia harus dihadapkan dengan berbagai macam karakter PMKS mulai dari Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK), pengemis, pengamen hingga gelandangan.

"Yang tidak jarang mengamuk bahkan membawa senjata tajam," ucap Lia.

Awalnya ia takut. Ia pun sering merasa simpati saat menjaring seorang pengemis yang mengaku bahwa jika tidak mengemis anak-anaknya tidak bisa sekolah.

"Namun, bekerja dengan hati membantu sesama ini adalah tugas kita semua. Masyarakat juga bisa ikut peduli dengan ikut serta menyelesaikan permasalahan sosial," lanjutnya.

Kisah Wanita Cantik Petugas P3S, Dimusuhi hingga Ditodong PisauFoto: Satgas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Lia Waliyah (jilbab biru)/ (ist)

Lulusan S1 Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung ini juga pernah mendapatkan pengalaman yang tidak mengenakan. Ia disumpah serapah dengan kata-kata kasar saat menjaring pengemis.

Lia baru lulus kuliah pada Oktober 2016 lalu dengan predikat Yudisium Cumlaude. Ia menjadi Tim Reaksi Cepat P3S Sudinsos Jakarta Pusat sejak Oktober 2016.

"Saya tidak menyangka bisa menjadi P3S. Ini akan mewarnai karir dalam hidup saya," ungkapnya.

Ilmu yang didapatnya selama mengenyam pendidikan semasa kuliah, ia terapkan di dunia pekerjaannya saat ini. Salah satunya dalam memberikan assesment untuk mengidentifikasi permasalahan para PMKS.

"Sebagai P3S, memang pekerjaan kita tidak seperti profesi dokter yang semua orang tahu. Kami tersamarkan keberadaannya padahal kami bisa dibilang menjangkau PMKS dengan tujuan menyelamatkan mereka agar dapat mandiri dan tidak menjadi penyakit masyarakat," tutur wanita berhijab ini.

Lia menilai profesinya itu adalah profesi penting. Menurutnya, pekerjaan menjaring PMKS adalah sebuah upaya penyelamatan yang tidak disadari oleh PMKS yang dijangkau petugas.

"Kebanyakan PMKS merasa nyaman dengan dirinya sebagai pengemis, peminta-minta dan gelandangan. Maka perlu ada upaya penyelamatan bagi mereka agar tidak lagi kembali ke jalan," sambungnya.

Meski tempatnya bekerja jauh dari tempat tinggalnya di Citayam, Depok, namun hal itu tidak menyurutkan semangatnya dalam bertugas. Lia berusaha untuk menunjukkan dedikasinya terhadap pekerjaannya dengan penuh kedisiplinan.

Kisah Wanita Cantik Petugas P3S, Dimusuhi hingga Ditodong PisauFoto: Satgas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Lia Waliyah (ist)

"Shift pagi berangkat pukul 5 pagi, pulang sampai rumah magrib. Pas shift malam berangkat pukul 13.00 siang dan sampai rumah pukul 00.30 malam," kata Lia.

Terlepas dari itu, ia berharap tugas yang ia jalankan bersama teman-teman lainnya bisa berguna bagi masyarakat. Ia juga berharap permasalahan sosial di Jakarta semakin berkurang.

"Sehingga Jakarta menjadi kota yang nyaman dan aman," ujarnya.
(mei/rvk)

This article passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
Recommended article: The Guardian's Summary of Julian Assange's Interview Went Viral and Was Completely False.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search