Aktris Carrie Fisher telah meninggal dunia pada Rabu (28/12/2016) dalam usia 60 tahun akibat penyakit jantung. Dikenal sebagai pemeran Putri/Jenderal Leia dalam saga Star Wars, kematian Fisher yang mendadak membuat para penggemar bertanya-tanya, bagaimana nasib karakter pemimpin Pemberontak itu dalam kelanjutan kisah Star Wars.
Apalagi, dalam Episode VIII dan IX kemungkinan Jenderal Leia bakal punya peranan yang lebih besar dibanding Episode VII: The Force Awakens (2015). Sebagai saudari kembar tokoh protagonis Luke Skywalker (Mark Hamill) dan ibu tokoh antagonis Kylo Ren (Adam Driver), Leia punya posisi strategis dalam kelanjutan kisah Perang Bintang.
Untuk Episode VIII ternyata tidak masalah, sebab Fisher sudah menyelesaikan semua adegan yang melibatkan dirinya. Namun bagaimana dengan Episode IX? Apakah Leia akan muncul dalam format pencitraan komputer (computer generated images/CGI), laiknya kemunculan Leia muda dalam Rogue One?
Sempat muncul rumor mengenai kemungkinan Lucasfilm bakal 'menghidupkan' Carrie Fisher dengan bantuan teknologi yang sama. Melalui pernyataan di situs resmi Star Wars (13/1/2017), kabar itu sudah dibantah oleh rumah produksi yang didirikan George Lucas itu. Inilah pernyataan resmi Lucasfilm:
Kami tak biasanya merespon untuk spekulasi baik dari penggemar maupun dari insan pers. Namun, ada sebuah rumor yang akan kami atasi. Kami ingin meyakinkan para penggemar bahwa Lucasfilm tak pernah berencana menghidupkan performa Carrie Fisher sebagai Putri/Jenderal Leia Organa secara digital.
Carrie Fisher akan selalu menjadi bagian dari keluarga Lucasfilm. Dia putri, jenderal, dan yang terpenting, teman kami. Kami masih berduka atas kehilangan dirinya. Kami menghargai ingatan dan warisannya sebagai Putri Leia, dan akan selalu menghormati segala sesuatu yang ia berikan kepada waralaba Star Wars.
Ini sebenarnya agak janggal, karena sejatinya Lucasfilm sudah melakukan hal serupa. Peter Cushing (pemeran Grand Moff Tarkin dalam A New Hope) --yang telah meninggal pada 1994-- 'dihidupkan' kembali menggunakan teknologi CGI dalam film Rogue One, prekuel A New Hope.
Mengenai kasus Cushing, ada pembelaan tersendiri dari John Knoll, CCO dari Industrial Light & Magic, perusahaan efek spesial yang juga didirikan George Lucas dan turut bertanggung jawab untuk efek spesial film-film Star Wars.
"Saya pikir, yang kami lakukan mengenai Tarkin dalam Rogue One adalah sebuah naratif yang pantas bagi kisah ini. Kami juga tak melakukan apapun yang saya pikir bakal ditolak oleh Peter Cushing," ujar Knoll, dikutip dari Yahoo (14/1/2017).
Bagi Knoll, ia dan timnya menghormati Cushing; Lucasfilm terlebih dulu meminta persetujuan kepada ahli waris aktor asal Inggris itu. Lagipula, Peter Cushing sendiri merupakan aktor yang bangga terlibat dalam waralaba Star Wars.
"Ia menyesal tidak punya kesempatan untuk bermain dalam film Star Wars lain, karena George Lucas mematikan karakternya (di film A New Hope)," jelas Knoll.
Apapun alasannya, kontroversi mengenai hal ini bakal tetap ada. Terutama masalah etika, karena si aktor sudah tak ada di dunia, sehingga pembuat film tak bisa meminta persetujuannya. Ada juga sebagian penonton yang menganggap bahwa 'menghidupkan' aktor yang sudah tewas sebagai sesuatu yang menakutkan.
Namun, tidak pakai CGI pun Leia masih bisa hadir dalam Episode IX. Entah itu dari segi narasi dan dialog semata, menggunakan aktris pengganti tanpa memperlihatkan wajahnya, atau tampil dalam bentuk hologram --hal yang tak aneh bagi semesta Star Wars. Atau, mengubah jalan cerita --bisa saja ia diceritakan tewas/menghilang dalam Episode VIII.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar