Kamis, 09 Februari 2017

Kisah 3 Wanita yang Selamat dari Serangan Jantung

Metrotvnews.com, Jakarta: Serangan jantung yang dijuluki "silent killer" tak hanya banyak menyerang kaum pria, tetapi juga wanita. Berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, 1 dari 4 wanita di Amerika Serikat pernah mengalami serangan jantung.

Risiko serangan jantung meningkat seiring bertambahnya usia. Namun, bukan berarti wanita muda tidak berisiko untuk mengalaminya. The Women's Heart Foundation mengatakan, sebanyak 435 ribu wanita Amerika mengalami serangan jantung setiap tahu, dimana delapan persen di antaranya berusia kurang dari 55 tahun.

Serangan jantung di bawah usia 50 tahun memiliki risiko dua kali lipat untuk berakibat fatal bagi wanita. Pasalnya, peringatan dini yang dialami berbeda dengan pria. Gejala penyakit jantung pada wanita lebih mengarah seperti penyakit tak membahayakan pada umumnya sehingga seringkali diabaikan.

Studi tahun 2015 yang diterbitkan Circulation: Cardiovascular Quality and OutComes, peneliti Yale University mewawancarai perempuan usia 30 hingga 55 tahun yang selamat dari serangan jantung. Mereka mengaku mengabaikan rasa sakit, pusing, dan gejala lainnya

Data lain dari studi tahun 2013 yang dimuat dalam JAMA Internal Medicine mengungkapkan bahwa banyak pasien serangan jantung yang bahkan tak mengalami nyeri dada sedikitpun.

Berikut ini cerita 3 wanita yang selamat dari serangan jantung.

1. Kara Spurling, 41 tahun, terkena serangan jantung pada usia 39 tahun.

Sebagai mantan perawat kardiologi, Kara tahu semua tentang gejala serangan jantung. Meski demikian, ia tak pernah menyangka untuk terkena sampai ia merasakan nyeri dada pada suatu pagi di tahun 2013.

"Saya sedang duduk di tempat tidur dengan suami dan bayi yang berusia 3 bulan, sedang menonton berita dan minum kopi. Saya merasakan gejala klasik; mual, pusing, dan nyeri dada yang menusuk hingga area punggung. Saya tahu ada yang salah pada tubuh, dan saya harus harus pergi ke rumah sakit. Tapi saat itu saya belum berpikir bahwa saya mengalami serangan jantung," kenangnya seperti dilansir Time.

Kara menjalani perawatan di rumah sakit selama lima hari. Dokter mengatakan bahwa Kara menderita Diseksi Arteri Koroner Spontan, kondisi dimana pembuluh darah di jantung robek. Ia juga menderita displasia fibromuskular, kondisi dimana ada pertumbuhan sel yang tidak normal dalam satu atau lebih dinding arteri.

Ini termasuk kasus langka mengingat Kara tidak merokok dan tidak memiliki riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung.

2. Rolanda Perkins, 48 tahun, mengalami serangan jantung pada usia 39 tahun

Sebelum serangan jantung, Rolanda mengakui sempat mengalami stres. Belum lagi ia sering mendapat shift kerja malam. Saat itu, pikirannya juga terkuras memikirkan kejutan untuk ulangtahun adiknya.

 "Saya tidak tidur dengan baik, dan memiliki banyak tekanan," ungkapnya.

Seminggu sebelum pesta ulangtahun adiknya, Rolanda mengalami sakit kepala hebat. Ia minum obat dan menganggapnya sebagai kelelahan.

Serangan jantung benar-benar terjadi sehari setelah pesta adiknya, yang mana ketika ia mengepel lantai, dia merasakan nyeri pada dada. Namun, Rolanda masih menepisnya dan menganggapnya sebagai gangguan pencernaan intens.

Nyeri tak kunjung sembuh, hingga pada dini hari Rolanda dilarikan ke rumah sakit. Sesampainya di sana, Rolanda didiagnosa serangan jantung dan mendapat perawatan angioplasty.

3. Eve Walker, 44 tahun, mengalami serangan jantung pada usia 28 tahun.

Eve berusia 16 tahun saat saudaranya meninggal di sebuah pesta. Diagnosa dokter menyebut saudara Eve terkena serangan jantung.

Enam belas tahun kemudian, Eve mulai mengalami gejala penyakit jantung, meskipun tidak yakin bahwa itu memang serangan jantung.

"Hal pertama yang saya rasakan adalah tidak bisa berjalan tanpa sesak napas. Saya punya ukuran badan 6, dan rajin menari, Saya pikir awalnya saya memiliki asma. Namun hasil tes menunjukkan negatif," ujarnya.

Tidak lama setelah itu, saya merasa pusing di tempat kerja dan merasakan kaki saya berat sehingga sulit berjalan. Eve dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat, namun perawat hanya memberinya aspirin.

Dua hari kemudian, Eve yang sedang menonton televisi di rumah tetangga merasakan nyeri pada kaki.  "Awalnya saya pikir itu gigitan nyamuk, tapi rasa sakit mulai menjalar ke sisi kiri dan merembet ke rahang."

Di rumah sakit, dokter memberi Eve kateterisasi jantung. Eve didiagnosa dengan kardiomiopati hipertrofik, kondisi dimana otot jantung membesar sehingga membatasi kemampuan tubuh untuk memompa darah. Sejak insiden itu, Eve diwajibkan minum obat setiap hari sepanjang hidupnya.

(DEV)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search