INDOPOS.CO.ID - Sudah banyak sendratari Ramayana dipentaskan, baik oleh pengelola candi, seperti Candi Prambanan, Mendut dan Borobudur, dan lainnya, maupun juga oleh layanan hotel seperti yang malam ini dipentaskan oleh manajemen Tasneem Hotel Jogjakarta, Sabtu malam ini (4/2/2017).
Indopos.co.id yang kebetulan menginap di hotel bintang 4 itu larut bersama pulihan wisatawan asing, dan rombongan alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dari berbagai daerah, menikmati sendratari Ramayana itu.
Menajemen hotel memang sudah mengagendakan pentas ini untuk tamu hotel dan rombongan alumni HMI yang besoknya akan mengikuti jalan sehat Napak Tilas Perjuangan HMI di Yogyakarta 5 Mei 2017 besok.
Lokasi pementasan Ramayana terletak di sanggar yang cukup luas, di sebuah bangunan kawasan hotel. Interior sanggar ini cukup lapang. Bentuknya beratap joglo, dengan tempat duduk bertingkat. Kira-kira bisa menampung 500 penonton. Di bawah bagian atap dibuat terbuka, sehingga tidak perlu mesin pendingin, AC.
Di sisi kiri dan kanan panggung berdiri joglo kecil sebagai tempat memainkan musik pengiring. Di latarbelakang panggung terlihat ornamen khas wayang, bergambar pohon. Tata suara sungguh bagus, sementara lightningnya bervariatif dengan kualitas cahaya yang bagus. Tak salah kalau pentas-pentas sendratari cukup kapabel jika digelar di panggung ini.
Indopos.co.id bersama penonton lain sudah disiapkan tempat. Masuk pintu belok kiri lalu naik tangga. Di barisan kursi-kursi sudah tertulis undangan KAHMI, ada pula penonton dari anak-anak SD dari Tegal. Kemudian kursi bagian depan puluhan bule sudah duduk tenang menunggu pementasa Sendratari Ramayana.
Acara dibuka oleh anouncer cantik berpakaian atas Jawa. Nuansa merah cukup menarik perhatian. Acara dibuka dengan bahasa Inggris. Mengucapkan selamat datang dan menjelaskan instisari kisah Ramayana.
Setelah itu, MC itu mundur, dan kisah klasik Ramayana pun dimulai.
Kisah ini bercerita tentang kisah cinta Rama dan Shinta dengan setting cerita di era Kerajaan Mantili.
Tersebutlah seorang puteri cantik jelita dari negeri Mantili yang bernama Shinta. Putri cantik ini adalah anak dari Prabu Janaka. Sang Prabu gundah gulana karena belum ada juga jejaka yang cocok untuk Sang Putri.
Prabu Janaka pun mengadakan sayembara utuk mencarikan jodoh bagi sang puteri tercinta. Seorang putera mahkota dari Ayodya yang bernama Rama Wijaya akhirnya memenangkan sayembara dan berhak mempersunting Dewi Shinta.
Namun di balik itu, raja dari kerajaan Alengka berbama Rahwana menyimpan hasrat yang sama untuk mempersunting Shinta menjadi permaisurinya. Maka ketika Shinta, Rama dan adiknya Laksmana dalam perjalanannya telah memasuki hutan belantara Dandaka, kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Rahwana untuk segera melaksanakan niatnya merebut Shinta dari tangan sang Rama.
Rahwana segera mengatur siasat, dia perintahkan seorang raksasa bawahannya yang bernama Marica untuk menyamar sebagai Kijang Kencana yang sangat lincah dan cantik.
Siasat Rahwana berjalan mulus, Shinta segera tertarik dengan dengan gerak-gerik dan kecantikan sang Kijang Kencana ini, sehingga meminta Rama untuk menangkapnya. Rama segera mengejar sang kijang, sementara itu keselamatan Shinta diserahkan pada Laksmana.
Singkat cerita, dengan berbagai cara Rahwana berhasil menculik Shinta dan membawanya ke kerajaan Alengka. Rama dan Laksmana pun bertekad
membawa kembali Shinta ke Mantili. Keduanya berangkat ke Alengka. Di tengah jalan bertemulah dia dengan Hanuman, si kera putih.
Rupanya Hanuman juga punya misi mencari bantuan untuk mengembalikan kekasih adiknya. Saling bantu terjadi, maka menyusuplah Hanuman ke Taman Argaloka di mana Shinta ditawan. Hanuman berhasil menemui Shinta dan menyampaikan dirinya adalah utusan Rama yang datang untuk menjelamatkan dirinya.
Namun dari seluruh kisah Ramayana ini, segmen Hanuman Obong adalah yang paling menarik dipentaskan. Adegan saat Hanuman dibakar hidup-hidup menjadi klimaks seluruh rangkaian pertunjukan.
Dalam pementasan Ramayana, kisah si kera sakti yang tak mempan dibakar, malah ganti membakar dan mengobrak-abrik kerajaan Alengka menjadi salah satu cerita favorit yang menjadi tema di Hotel Tasneem Jogjakarta ini.
Setelah Hanuman ditangkap, dan akan dibakar hidup-hidup, Hanuman malah balik membakar kerajaan Alengka dan meloloskan diri setelah mengetahui kekuatan angkatan perang Kerjaan Alengka.
Rahwana menaruh dendam, dan perang besar pun terjadi di Alengka. Rama dengan bala tentara pasukan para kera menyerbu Alengka. Sedangkan para raksasa bala tentara Alengka menahan serbuan para kera sakti dengan gagah berani pula.
Penonton bersorak, kagum dan acara ditutup dengan foto bersama pemilik hotel dengan para alumni HMI. Acara ditutup tepat pukul 21.30 WIB. (rir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar