Senin, 20 Maret 2017

Kisah Abil, Anak Sekolah yang Tertidur di Trotoar Selepas Jualan

Jakarta - Seorang bocah kecil tertidur di depan sebuah trotoar di kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Posisinya tidak terlentang, namun bersandar pada sebuah dinding pagar. Sang bocah tampak masih mengenakan seragam sekolah lengkap: pakaian pramuka, sepatu dan setengan leher alias kacu merah putih.

Di depan sang bocah tampak sebuah kardus kecil berisi tisu dan aneka jajanan. Rupanya sang bocah yang diketahui bernama Abil Alifudin tengah berjualan. Selepas sekolah dia mencari rejeki dengan berjualan tisu dan aneka jajanan anak-anak.

Kisah Abil, Anak Sekolah yang Tertidur di Trotoar Selepas Jualan Foto Abil saat tertidur selepas jualan viral di Medsos. (Foto: Instagram)

Foto Abil, -begitu sang bocah biasa dipanggil-, tersebar di media sosial pada akhir pekan kemarin. Bagaimana cerita tentang Abil yang berjualan selepas sekolah?

"Awalnya sudah setahunan saya jualan," kata Abil saat ditemui detikcom di kontrakannya, Gang H.Toncit,Jagakarsa, Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Minggu (19/3/2017).

Anak kelahiran 18 Januari 2004 ini mengaku berjualan setiap hari setelah pulang sekolah, sekitar pukul 14.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Hasil dari jualan sebagian dia gunakan untuk membeli perlengkapan sekolah, membantu ibu. Jika ada sisa Abil gunakan untuk sekadar main ke warnet (warung internet).

"Uangnya buat beli tas, sepatu, kasih ke ibu sama main warnet (warung internet)," kata Abil.

"Pulang jualan sampai rumah jam 22.00 WIB, sudah malam, tapi saya dari warnet belajar dulu di rumah teman buat ngerjain tugas juga," tambah Abil. Kali ini dia sambil menahan tangis.

Dia sering mengambil barang jualan seperti tissu kepada Irma atau yang sering disapa Umi oleh Abil. Setiap harinya ia diberikan 10- 20 tisu per hari untuk dijual

"Jualan tissu atau kue kering juga kripik, kalau tisu biasanya ambil ke umi (Irma). Sehari bisa abis 10-20 tissu itu sekitar 25 ribu rupiah, tapi kadang ada yang ngasih jadi bisa 50 ribu sehari," imbuhnya.

Akibat sering berjualan hingga malam, tak jarang Abil ketiduran di ruang kelas saat jam pelajaran sekolah. Teman-teman di kelas pun pernah meledeknya.

Namun bagi Abil, selama yang dia lakukan benar dan halal itu tak jadi soal. "Saya sempat diledekin kaya 'Dihh Abil jualan, malu maluin' kaya gitu, tetapi ya sudah nggak apa apa yang penting halal. Pernah ketiduran juga di kelas terus dibangunin guru," kata Abil sambil terisak.

Tak hanya teman, guru dan orangtua juga tahu Abil sering jualan sepulang sekolah. Kini Abil duduk dibangku kelas 4 SD, dia bersekolah di SDN 09 Tanjung Barat. Ketika ditanya apakah sang guru mengetahui, Abil cerita bahwa gurunya mengetahui.

"Guru kelas tahu, tapi dia cuma bilang nggak apa apa yang penting halal. Saya juga tetap belajar kalau habis main warnet," kata anak ke empat dari lima bersaudara ini.

Dia merasa untuk memenuhi kebutuhannya, maka harus berjualan. Meski sempat dilarang oleh kedua orang tuanya juga kakak Abil, hal itu tidak membuat dia berhenti berjualan.

"Ia sempet dilarang sama orang tua, tapi saya emang mau jualan biar bisa nambah penghasilan," imbunya.
(lkw/erd)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search