Kamis, 02 Maret 2017

Kisah korban kawin paksa: Setelah adiknya membakar diri

POS KUPANG.COM -- Jasvinder Sanghera dikunci di kamarnya oleh orangtuanya saat dia berusia 16 tahun karena menolak menikahi pria yang telah dipilihkan oleh orangtuanya. Kini dia menceritakan bagaimana dia kabur dengan bantuan pacar rahasia - tapi kehilangan kontak dengan keluarganya.

Saat kami tumbuh besar, kami sama sekali tak punya kebebasan. Semuanya diawasi, dimonitor dan dikendalikan di rumah kami di Derby, Inggris. Kami tahu bahwa kami harus hati-hati dalam berperilaku agar tidak membuat malu keluarga.

Saya adalah satu dari tujuh bersaudara -semuanya perempuan, dan hanya ada satu yang lebih muda dari saya jadi saya melihat saat mereka harus menikah sejak usia muda - bahkan di usia 15.

Mereka akan lenyap dan menjadi istri, kembali ke India, pulang, tak lagi bersekolah dan dalam pernikahan ini mereka disiksa secara fisik dan psikologis. Dan inilah kesan saya akan apa yang terjadi pada pernikahan - Anda menikah, dipukuli, dan disuruh untuk tetap di sana.

Orangtua saya penganut Sikh dan ajaran Sikh terlahir dari dasar kasih sayang dan persamaan antara laki-laki dan perempuan, tapi di sini perempuan diperlakukan berbeda. Saudara lelaki saya diizinkan mendapat kebebasan ekspresi yang total. Dia boleh dengan bebas memilih ingin menikah dengan siapa. Namun perempuan diperlakukan berbeda dan itu ditanamkan di masyarakat. Tak pernah dipertanyakan dan sangat merasuk.

Kawin dengan biaya Rp13.000, pasangan Kenya disumbang pesta mewah
Kasus bunuh diri di AS turun sejak pernikahan sejenis diterapkan
Saya tak merasa bahwa saya lebih pintar. Saya hanya tidak tahu apa yang ada di dalam diri saya. Ibu saya sering bilang, "Kamu terlahir sungsang, kamu sudah berbeda sejak lahir."

Mungkin kata-katanya itu membantu saya, karena dia membuat saya mempertanyakan beberapa hal. Dan saat kepada saya diperlihatkan foto seorang pria, saat saya berusia 14 tahun, tahu bahwa saya sudah dijanjikan pada dia sejak usia delapan tahun dan diharapkan untuk mulai memikirkan pernikahan, saya melihat foto ini dan berpikir, "Dia lebih pendek dari saya dan dia jauh lebih tua dari saya dan saya tidak menginginkan ini."

Sesederhana itu.

Namun dalam keluarga kami, kami diajari untuk diam.

Menolak pernikahan artinya keluarga saya akan mengeluarkan saya dari sekolah dan mengurung saya sebagai tahanan di rumah sendiri.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search