Komandan Detasemen Letnan Kolonel Dwi Yanu adalah salah satu anggota paspampres yang mengawal presiden di Ring 1 saat kunjungan ke Tapanuli Tengah, beberapa waktu lalu. Saat acara foto bersama berlangsung, Dwi Yanu siap siaga. Dia segera membentengi Jokowi dengan memegangi salah satu tangan anggota masyarakat yang berada dekat dengan presiden.
Saat kamera dijepret, Dwi Yanu segera merunduk di balik badan Jokowi dan masyarakat, agar tak terambil gambarnya.
Laki-laki, perempuan, ibu hamil, bahkan anak-anak yang berada dekat dengan presiden, tak ada yang luput dari pegangan Dwi Yanu. Pria berbadan tegap ini terlihat juga terlihat 'menjaga' barang bawaan masyarakat.
Saat Jokowi berfoto bersama satu orang, tangan kanan Dwi Yanu memegang tangan kiri masyarakat. Sementara itu, tangan kirinya memegang tas atau barang bawaan lainnya.
Tak semua masyarakat tentu dapat berfoto dengan presiden. Mereka yang diperbolehkan berfoto biasanya ditunjuk langsung Jokowi. Usai ditunjuk, mereka baru diizinkan melewati pagar Paspampres dan mendekati Jokowi.
Setelah Jokowi menunjuk, paspampers pun bekerja mengamankan sang presiden selama foto berlangsung.
"Kami anggotanya terbatas. Sementara massa demikian banyak, jadi siapa yang di dekat RI1 akan berlaku sama," tutur Suhartono kepada cnnindonesia.com.
Berdasarkan pengamatan, tak ada seorang pun masyarakat yang kaget ketika tangannya 'ditahan' Paspampres. Mereka masih berantusias berfoto bersama Jokowi.
Aksi ini menarik perhatian. Sebab, saat Jokowi kunjungan ke Ambon akhir bulan lalu, masyarakat masih terlihat bebas dari pegangan Paspampres. Namun memang terlihat upaya masyarakat kontak fisik kepada Presiden.
Baik ibu-ibu hingga pemuda, pernah berusaha merangkul bahkan memeluk ketika diizinkan presiden untuk mendekat. Paspampres saat itu hanya sigap, langsung menarik dan menahan masyarakat yang mengupayakan itu.
![]() |
Tak hanya Paspampres yang 'merangkap' pekerjaan saat Jokowi berfoto bersama masyarakat. Asisten Ajudan Presiden pun merangkap pekerjaan menjadi tukang foto. Pengawal tak pernah sekalipun membiarkan masyarakat berfoto sendiri dengan presiden.
Biasanya, setelah ditunjuk Jokowi, Paspampres meminta alat yang akan digunakan untuk mengambil gambar seperti kamera atau telepon genggam dan diserahkan kepada Asisten ajudan presiden.
Seperti saat di Tapanuli, Asisten Ajudan Presiden IPTU Syarif M. Fitriansyah tak hanya sibuk mendampingi dan membawa keperluan Jokowi, ia juga memotret presiden bersama masyarakat.
Kesibukan memotret tak hanya terlihat di Tapanuli. Hal itu selalu dilakukan Syarif dan tiga asisten ajudan lainnya jika Jokowi berada di daerah.
Suhartono menuturkan, pengambilan gambar diserahkan kepada asisten ajudan demi efektivitas waktu. Sebab, tak sedikit masyarakat yang ingin mengabadikan kesempatan berfoto dengan kepala negara.
Tak hanya itu, pengambilan gambar oleh asisten ajudan juga guna memastikan hasil yang lebih baik.
"Presiden sering meyakinkan hasil jepretan ajudan dengan melihat gambar hasil dalam kamera," tuturnya. (yul)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar