Kamis, 06 April 2017

Kisah Gadis Korban Pencabulan, Trauma, Gemetaran Takut Dengar Nama Pelakunya

BANGKAPOS.COM, BANGKA-- Gadis mungil berkerudung abu-abu tua itu menggigit bibir. Matanya berkaca-kaca menahan tangis, ketika kasus asusila yang menimpa dirinya beberapa waktu lalu kembali diceritakan di ruang rapat redaksi Bangka Pos Group, Rabu (5/4) sore.

Petang kemarin, remaja perempuan asal Toboali, Bangka Selatan (Basel) ini bersama keluarga didampingi Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Bangka Selatan, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) dan tim hukum dari Pos Bakum (Bantuan Hukum) Aisyiyah wilayah Bangka Belitung mendatangi kantor redaksi Bangka Pos Group.

Baca: Paman Kalungi Leher dua Keponakannya dengan Parang, Ibunya Ditusuk Hingga Tercebur ke Laut

Mereka meminta ruang sebagai hak jawab atas tudingan keluarga pelaku melalui konferensi pers pertengahan Maret lalu yang dimuat beberapa media termasuk Bangka Pos Group.

Korban, sebut saja namanya Bunga, duduk diapit oleh ayah dan ibunya. Pandanganya kosong diarahkan ke dua sudut ruang di depannya secara bergantian. Berkali-kali dia menarik nafas dalam-dalam.

"Anak kami ini mengalami trauma sangat dalam. Jangankan melihat wajah pelaku, mendengar namanya saja dia (korban) gemetaran bahkan sampai menangis," kata Firmansyah Yunus yang berbicara mewakili keluarga.

Baca: Woow! Romantisnya Pegulat Tangguh Ini Lamar Kekasihnya di Atas Ring, Cincinnya Seharga Rp 1,5 M

Firman menceritakan, Bunga adalah korban dugaan asusila dengan pelaku seorang oknum guru yang juga kakak iparnya di Toboali. Kasus ini terkuak awal Maret lalu. Setelah korban melapor ke polisi, pelaku ditangkap dan dijebloskan ke dalam sel.

Beberapa hari setelah ditangkap, keluarga pelaku bersama tim pengacara menggelar konferensi pers. Kepada sejumlah media, pihak keluarga pelaku menuding kasus asusila ini diduga sengaja direkayasa oleh pihak korban.

"Anak kami ini sudah menjadi korban atas perbuatan kakak iparnya (pelaku), tapi dengan adanya tuduhan merekayasa kasus, dia menjadi korban untuk kedua kalinya. Tapi bukan saja dia korban, kami sekeluarga menjadi korban," kata Firman.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search