Senin, 24 April 2017

Kisah Janda Tujuh Anak yang Hidup di Gubuk Reot, Kehidupannya Sangat Miris!

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU – Kemiskinan masih saja menjadi potret khalayak masyarakat di Indonesia, satu diantaranya yang dihadapi oleh seorang janda tujuh orang anak, Jinah (56) yang tinggal di sebuh gubuk reot, penuh dengan atap yang bocor serta sudah tak layak huni di Kecamatan Belitang Hulu Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat.

Hidup serba kekurangan memang bukanlah keinginan setiap insan manusia, namun Jinah (56) warga  Dusun Balau Milot, Desa Bukit Rambat, Kecamatan Belitang Hulu mau tidak mau harus menghadapi kondisi tersebut.

Baca: Lagi Melayat, Dua Anggota Legislatif Ini Malah Berkelahi Gara-gara Proyek

Di usia yang sudah tidak muda lagi, Jinah harus banting tulang  bekerja menghidupi anak bungsunya yang masih tinggal bersamanya dengan bekerja sebagai petani baik menyadap karet maupun berladang.

Kondisi tempat tinggalnya yang berupa sebuah gubuk tampak reot sepeninggalan suaminya dan beratapkan daun sagu sangat memprihatinkan dan tak layak huni.

Terlebih akses menuju ke desanya tersebut, bayangkan saja dari ibu kota Kabupaten Sekadau, harus menempuh akses sekitar lima jam untuk sampai ke Kecamatan Belitang Hulu, sampai di kecamatan tersebut harus kembali menempuh akses sekitar dua jam untuk sampai ke rumah Janda tujuh anak itu, dan jika kondisi yang tidak memungkinkan, jalanan yang masih bertanah kuning dan hutan di kiri-kanan ruas jalan, maka waktu tempuh akan semakin lama.

Belum lagi dengan seringnya mobil berukuran besar yang terguling karena rusaknya jalan, maka untuk menuju kerumah tersebut akan menelan waktu lebih, bahkan sepeda motor jenis matic saja mungkin tidak akan mampu menelusuri jalan tersebut.

"Saya memiliki tujuh anak, mereka sudah ada yang berkeluarga tinggal di luar kampung ini dan bekerja dengan orang. Sekarang tinggal sama anak bungsu saya yang masih SD, jangankan untuk bangun rumah, untuk makan sehari-hari dan biaya sekolah anak saja susah," ungkapnya.

Berdasarkan informasi dari masyarakat setempat, untuk mencari nafkah sehari-hari, pada siang hari Jinah tidak pernah berada di rumah.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search