Liputan6.com, Jakarta -Sandiaga Uno, namanya mulai dikenal masyarakat jelang Pilkada DKI 2017. Selain pengusaha muda, dia juga memiliki tampang yang tak kalah dengan model.
Tak heran jika calon wakil gubernur DKI terpilih ini selalu diburu kaum ibu-ibu setiap kampanye. Namun di balik kesuksesannya sekarang ini, Sandiaga pernah memiliki cerita masa lalu yang unik hingga kelam.
Cerita Sandi diungkapkan sang istri, Nur Asia, dalam wawancara khusus bersama SCTV di kediamannya pada 11 April lalu. Perempuan yang akrab disapa mpok Nur itu mengaku sudah mendampingi Sandi lebih dari 33 tahun.
Nur Asia menikah dengan Sandiaga di Singapura pada 1996. Negeri Jiran itu dipilihnya sebagai lokasi pernikahan karena memang Sandi bekerja di Negeri Singa itu.
"Menikanya di sana supaya enggak susah ya, jadi dibikin simpel gitu," ujar dia.
Meski menikah di Singapura, pernikahan Sandi dengan Nur Asia berlangsung sederhana dan hanya mengundang keluarga inti. Tanpa mengundang kerabat atau teman dekat mereka.
"Tadinya sih mau undang temen, temenya orangtuanya mas Sandi sama temen orangtua saya. Cuma karena di antara kakak-kakak saya, jadi setahun itu kan tiga yang menikah, jadi saya kebagian yang udah enggak ada budget. Jadi ya udahlah budgetnya minimlis
saja," ujar Nur Asia, tertawa.
Selain alasan biaya yang minim, pernikahan Nur Asia dengan Sandi juga karena memang sudah terdesak. Sebab mereka sudah berpacaran selama 13 tahun.
"Pacaran 13 tahun, mulai umur 14 tahun, mulai SMP. Enggak bosen (pacaran) karena kebanyakan berantemnya. Putus nyambung, karena itu jadinya sudah seribu kali putus, balik, putus, balik," gurau Nur Asia.
"Jadi itu mungkin yang membuat jadi awet. Jadi sudah deh enggak ada pilihan lain," lanjut dia seraya tertawa, sambil memegang foto lama dia dengan suaminya.
Kena PHK
Tak lama setelah menikah, Sandiaga dan Nur Asia diterpa cobaan yang cukup berat. Sandi terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK dari perusahaannya. Sebab perusahaan tempat dia bekerja bangkrut.
"Kita pernah jatuh kan waktu 1997-1998, pas masa krisis ekonomi, di situ bang Sandi sudah benar-benar jatuh terjun bebas ke dasar laut. Karena selain dia di-PHK, perusahaanya bangkrut, pada waktu itu saya baru melahirkan anak pertama, Anisa," ujar Nur Asia.
Sandi bersama sang istri terpaksa pulang ke Jakarta. Mereka tinggal di rumah orangtua Sandi. Di situlah mereka memulai kehidupan baru.
"Justru jatuh bangunnya pas lahir anak kedua. Jadi Atira bedanya sama Anisa cuma setahun empat bulan. Jadi begitu Atira yang kedua lahir, alhamdulillah bang Sandi mulai naik. Karirnya naik dimulai anak yang kedua," ujar perempuan yang berpakaian serba biru itu.
Meski karier Sandiaga mulai naik, namun belum sebanding dengan nasib kehidupan ekonominya. Sandi masih jatuh bangun membangun perusahaannya bersama rekannya.
"Jadi setahun itu mungkin bukan berdarah-darah ya, mungkin udah jatuh tertimpa tangga, apa ya namanya, gubrak kali ya. Udah babak belur. Tapi alhamdulillah ya kalau eggak dikasih susah waktu itu, mungkin beda lagi storynya," ujar Nur Asia, tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar